Desain Penelitian Analisis Minat Siswa Terhadap Pelajaran Ips Terpadu BAB I

ANALISIS MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 03 SUNGAI RAYA KEPULAUAN KABUPATEN BENGKAYANG


DESAIN PENELITIAN

OLEH

xxxxxxxxxxxx
NIM: 123456789

Program Studi: Pendidikan Sejarah




FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PONTIANAK
2015







BAGIAN I

RENCANA PENELITIAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan dasar yang penting bagi kemajuan bangsa, karena dengan pendidikan sebuah bangsa akan mencapai kemajuan baik dalam pengembangan sumber daya manusia maupun pada pengelolaan sumber daya alam. Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen, diantaranya komponen yang pertama yaitu imput, yang terdiri dari peserta didik dan guru sebagai pendidik, komponen yang kedua adalah proses yang dipengaruhi oleh lingkungan dan instrumen pengajaran, komponen yang ketiga yaitu hasil, yang merupakan dampak dari interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan didukung oleh proses.
Fungsi pendidikan adalah membimbing siswa ke arah suatu tujuan yang dinilai tinggi. Pendidikan yang baik adalah suatu usaha yang berhasil membawa semua anak didik kepada tujuan tersebut.
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani kepribadian yang baik dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya merupakan upaya berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak. Salah satu wujud upaya peningkatan kualitas pendidikan adalah melalui beragam pembaharuan pembelajaran, karena peningkatan kualitas tidak dapat dilepaskan dari dampak pertumbuhan paradigma baru dalam dunia pendidikan yang mempersyaratkan penyelenggaraan pendidikan agar berpotensi untuk menciptakan keunggulan daya pikir, nalar, kekuatan moral dan etika akademik bangsa.
Pelajar  dapat mengikuti pendidikan dan pembelajaran di sekolah sesuai kemauan dan tingkat kemampuan masing-masing. Oleh karena itu pelajar harus menanamkan minat yang tinggi pada diri masing-masing. Menanamkan minat pada diri sendiri dapat membuat seseorang terdorong untuk meraih sesuatu yang diinginkan tersebut. Selain itu, dengan adanya minat pelajar pun tidak akan mengalami kesulitan untuk memilih sesuatu yang menjadi pilihan yang terbaik untuk dirinya sendiri.
Oleh karena itu, untuk menghadapi kesulitan siswa dalam mata pelajaran IPS terpadu mulai diatasi guru dengan mengunakan metode bejar yang bervariasi agar menambah minat belajar siswa dan memberikan perintah kepada siswa agar lebih rajin dalam belajar. Meskipun demikian masih ada saja siswa yang tidak mencapai standar nilai yang ditetapkan dalam mata pelajaran IPS terpadu. Dari rendahnya hasil belajar dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dalam pendidikan di samping dipengaruhi oleh proses belajar siswa, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada di dalam diri siswa.
Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku dimana perubahan itu dapat mengarah kepada perubahan tingkah laku yang lebih baik. Faktor-faktor penting yang erat hubungannya dengan proses belajar ialah kematangan, penyesuaian diri, menghafal atau mengingat, pengertian, berfikir dan latihan.
Setiap siswa menginginkan bahwa dirinya dapat berprestasi dengan baik atau dengan kata lain bahwa hasil belajarnya dapat tercapai secara maksimal, akan tetapi untuk mewujudkan itu semua tidaklah mudah. Karena belajar bukanlah usaha yang ringan melainkan usaha yang rajin, tekun dan terus menerus, yang mana setiap siswa mempunyai kebiasaan belajar dan ketekunan yang berbeda-beda.
Masalah belajar menggambarkan kualitas pendidikan di Negara kita yang masih memerlukan banyak perbaikan, contohnya masih banyak sekolah yang fasilitas sarana dan prasarananya yang kurang memadai. Faktor di sekolah dan dedikasi guru terhadap hasil belajar siswa, lingkungan keluarga, dan dorongan orang tua merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Akan tetapi, yang lebih penting ialah faktor yang dari dalam diri siswa itu sendiri yakni dorongan kuat yang disertai dengan adanya perasaan, kemauan keras, serta keinginan untuk meningkatkan hasil belajar, hal ini kita kenal dengan istilah minat.
Secara psikologis, minat itu sangat berpengaruh sekali dalam diri seorang siswa untuk mencapai sesuatu yang diinginkan oleh siswa itu sendiri. Dengan adanya minat yang kuat, seseorang atau siswa akan mempunyai semangat yang kuat pula agar segala yang diinginkan dapat terwujud. Oleh karena itu, penulis dapat menyimpulkan bahwa minat itu adalah suatu sikap atau perasaan senang terhadap sesuatu yang diinginkannya. Jika seseorang atau siswa mempunyai perasaan senang terhadap sesuatu, maka seseorang atau siswa tersebut akan berusaha secara terus menerus untuk mendapatkannya dan tidak menyerah sebelum mendapatkan apa yang ia inginkan.
Kegiatan belajar di sekolah apabila seseorang siswa atau murid mempunyai minat belajar yang kuat terhadap salah satu mata pelajaran, seperti minat  belajar terhadap mata pelajaran IPS terpadu, maka ia akan semangat dan senang  serta terus menerus mengikuti pelajaran IPS terpadu yang kemungkinan besar ia akan mendapatkan nilai atau hasil belajar yang baik pula.
Minat bisa timbul, karena adanya dorongan yang kuat dari diri sendiri. Selain itu, minat timbul bukan hanya dari diri sendiri tetapi juga harus ada dorongan serta dukungan dari keluarga dan lingkungan sosial serta masyarakat. Agar orang tersebut akan mempunyai semangat untuk meraih sesuatu yang diinginkannya dengan usaha yang semangat pula.
Dalam kegiatan belajar, minat berperan sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat dalam belajar akan terus tekun belajar, berbeda dengan siswa yang hanya menerima pelajaran yang hanya tergerak untuk mau belajar tanpa adanya minat dalam dirinya, maka keinginan untuk terus menerus belajar tidak ada. Karena tidak adanya dorongan minat dalam dirinya.
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, bahwa minat merupakan suatu kecendrungan perasaan seseorang yang senang terhadap sesuatu, maka apabila seorang siswa tekun belajar nilainya akan memuaskan. Demikian pula minat siswa terhadap mata pelajaran IPS terpadu, apabila siswa mempunyai minat belajar yang tinggi, maka siswa pun akan senantiasa tekun belajar terhadap mata pelajaran tersebut yang akhirnya hasil belajar akan tercapai dengan memuaskan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat desain penelitian tentang “Analisis Minat Siswa Terhadap Pelajaran IPS Terpadu di Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 03 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang”.
B.     Fokus Penelitian
       1.      Bagaimana proses pembelajaran IPS Terpadu yang diterapkan oleh guru di kelas VII SMP Negeri 03 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang?
       2.      Bagaimana minat siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VII SMP Negeri 03 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang?
C.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 
       1.      Mengetahui proses pembelajaran IPS Terpadu yang diterapkan oleh guru di kelas VII SMP Negeri 03 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang.
       2.      Mengetahui minat siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VII SMP Negeri 03 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang.
D.    Manfaat Penelitian
Berdasarkan masalah dan tujuan, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1.      Secara Teoritis
a.       Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran sejarah dalam menganalisis minat siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu secara objektif.
b.      Kelemahan dan kelebihan dalam penelitian ini dapat menjadi informasi bagi lembaga sebagai bahan kajian ilmu dalam rangka meningkatkan ilmu pengetahuan  dan penerapan dilapangan.
2.       Secara Praktis
a.       Manfaat bagi siswa
Dapat membantu mengasah dan mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa sehingga siswa lebih termotivasi dan semakin giat untuk belajar IPS Terpadu.
b.       Manfaat bagi guru
Dengan penelitian ini dapat dijadikan guru sebagai salah satu alternatif untuk menganalisis minat siswa.
c.       Manfaat bagi sekolah
Dengan pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat mengetahui minat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS Terpadu.
d.      Manfaat bagi peneliti
Dengan penelitian ini dapat menambah pengalaman peneliti mengenai minat belajar dan pembelajaran IPS Terpadu.
E.     Prosedur Penelitian 
      1.      Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran yang bersangkutan. Dengan menggunakan  metode yang tepat akan memperoleh hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan, sebab metode penelitian merupakan petunjuk yang memberikan arah, corak, dan tahapan kerja suatu penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut, Hadari Nawawi (2007:65) mengemukakan bahwa “metode pada dasarnya berarti cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Jadi dapat dikatakan bahwa, metode adalah cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam tujuan penelitian”.
Suharsimi Arikunto (2006:151) mengatakan bahwa “metode penelitian adalahh cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Berdasarkan pengertian di atas, Hadari Nawawi (2007:65) mengatakan bahwa penggunaan metode yang tepat berarti:
a.       Menghindari pemecahan masalah dengan cara berfikir yang spekulatif dalam mencari kebenaran ilmu pengetahuan.
b.      Menghindari cara pemecahan masalah atau cara berfikir yang bersifat irial and error.
c.       Meningkatkan sifat objektif dalam menggali kebenaran ilmu pengetahuan.
Selanjutnya Hadari Nawawi (2007:65) menyatakan metode dibagi menjadi empat, yaitu “metode filosofis, metode deskriptif, metode historis, atau dokumenter, dan metode eksperimen”. Kemudian menurut Sumadi Suryabarata (2011:73) menyatakan ada Sembilan metode penelitian, yaitu:
a.       Metode historis
b.      Metode deskriptif
c.       Metode perkembangan
d.      Metode kasus dan penelitian lapangan
e.       Metode korelasional
f.       Metode kasus dan komperatif
g.      Metode eksperimental sungguhan
h.      Metode eksperimen semu
i.        Metode tindakan
Dari kedua pendapat di atas, metode penelitian yang peneliti rencanakan adalah menggunakan metode deskriptif. Peneliti memilih metode ini karena metode deskriptif menggambarkan keadaan suatu objek secara rinci dan dan berdasarkan fakta dilapangan. Hal ini diperkuat oleh pendapat Hadari Nawawi (2007:67) bahwa “metode deskriptif digunakan bertujuan untuk membuat langkah-langkah secara sistematis mengenai gejala-gejala yang terdapat di dalam masalah yang diselidiki”. Sedangkan Sumadi Suryabrata (2011:75) mengatakan bahwa “tujuan metode deskriptif adalah untuk membuat pecandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
Sejalan dengan hal tersebut, maka menurut Hadari Nawawi (2007:67) mengatakan bahwa “metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek/objek peneliti (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak, sebagaimana adanya”.
Digunakannya metode deskriptif dalam penelitian ini karena peneliti ingin mengungkapkan data-data atau fakta-fakta apa adanya yang dikumpulkan pada saat penelitian dilakukan, yang berkenaan dengan analisis minat siswa terhadap pelajaran IPS terpadu pada kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 03 Sungai Raya Kepulauan Bengkayang.
       2.      Bentuk Penelitian
Dalam suatu penelititan selain dituntut untuk dapat menggunakan metode yang tepat, dituntut pula untuk mampu menggunakan bentuk penelitian yang tepat. Menurut Hadari Nawawi (2007:68) menggolongkan tiga macam bentuk penelitian dalam hubungan penggunaan metode deskriptif, yang meliputi:
a.       Survei (survey studies)
b.      Studi hubungan (interelatationship studies)
c.       Studi perkembangan (developmental studies)
Berdasarkan pendapat di atas bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei (survey studies). Menurut Hadari Nawawi (2007:69) “survei (survey studies) adalah suatu bentuk penelitian yang mengungkapkan suatu objek secara menyeluruh”. Penelitian ini selain bertujuan untuk memaparkan data tentang objeknya, juga untuk mengiterpretasikan dan membandingkan dengan ukuran standar tertentu yang sudah ditetapkan.
Menurut Hadari Nawawi (2007:69) ada beberapa jenis studi yang dapat dikelompokkan sebagai bagian dari penelitian yang disebut survei adalah:
a.       Survei kelembagaan (institusional survey)
Survei ini dilakukan dengan mengambil objek yang berupa lembaga tertentu yang terdapat dimasyarakat. Misalnya : survei sekolah, survei keluarga, survei pengadilan, survei toko buku dan lain-lain. Melalui survei ini diusahakn untuk menemukan data yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk meningkatkan kegiatan operasional lembaga yang diselidiki.
b.      Analisis jabatan/pekerjaan (job analysis)
Analisis ini pada dasarnya bermaksud untuk menemukan gejala-gejala yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan secara berdaya guna dan berhasil guna.
c.       Analisis dokumenter (documentary analysis)
Analisis dokumen dilakukan untuk mengungkapkan informasi-informasi yang berguna dibidang masing-masing. Di dalam analisis dokumen, data yang diungkapkan menyangkut bahan-bahan yang belum terlalu lama sehingga belum dikelompokkan sebagai peninggalan sejarah.
d.      Analisis isi (content analysis)
Analisis isi dalam penelitian dilakukan untuk mengungkapkan isi sebuah buku yang yang menggambarkan situasi penulis dan masyarakatnya pada waktu buku itu ditulis.
e.       Survei pendapat umum (public opinion survey)
Pendapat umum berupa sikap dan beberapa kecendrungan lain yang berlaku dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat luas, terutama mengenai kebijaksanaan yang akan ditetapkan. Penelitian tentang pendapat umum biasanya mempergunakan interview sebagai alat pengumpul data.
f.       Survei kemasyarakatan (community survey)
Penelitian ini sering juga disebut penelitian sosial yang maksudnya untuk mengungkapkan aspek atau beberapa aspek tertentu dalam kehidupan masyarakat. Melalui penelitian ini dikumpulkan data untuk mengambil kesimpulan tentang pendapat, keinginan, kebutuhan, kondisi dan lain-lain di dalam masyarakat mengenai aspek yang diselidiki.

Berdasarkan jenis studi yang dikelompokkan ke dalam survei yang dijelaskan oleh pendapat di atas maka peneliti menggunakan jenis survei kelembagaan (institisional survey) dan analisis dokumenter (documentary analisis). Peneliti menggunakan survei kelembagaan karena tempat atau objek yang di teliti adalah sekolah sedangkan analisis dokumenter adalah survei terhadap daftar hasil nilai harian siswa.
       3.      Sumber Data Penelitian
Dalam setiap penelitian, data sangatlah penting guna memecahkan masalah yang diteliti. Penggunaan data dalam penelitian disesuaikan dengan masalah yang akan dipecahkan dan tujuan yang akan dicapai. Menurut Sugiyono (2011:297) mengatakan “penentuan sumber data pada penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang kemudian setelah peneliti di lapangan”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006:114) “sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Jadi dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber data merupakan keterangan atau informasi tempat peneliti memperoleh data.
Sehubungan dengan itu maka data yang peneliti gunakan berasal dari lokasi penelitian berdasarkan fakta-fakta yang nampak sebagaimana adanya. Adapun sumber data dalam penelititan ini adalah:
a.       Informan
Sugiyono (2011:298) mengatakan bahwa “sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian”. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini antara lain adalah:
1.      Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 03 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang.
2.      Waka Kurikulum Sekolah Menengah Pertama Negeri 03 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang.
3.      Guru mata pelajaran IPS terpadu kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 03 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang.
4.      Siswa dan siswi kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 03 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang.
b.      Tempat
Tempat adalah lokasi di mana penelitian akan dilakukan, dan pada penelitian ini yang menjadi tempat penelitian adalah di kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 03 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang.
c.       Dokumen
Sugiyono (2011:329) mengatakan bahwa “dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dan dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar patung, film, dan lain-lain. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai dokumen adalah perangkat pembelajaran, daftar nilai siswa dan foto-foto proses penelitian.
F.     Teknik dan Alat Pengumpul Data
      1.      Teknik Pengumpul Data
Dalam setiap penelititan diperlukan juga teknik dan alat pengumpul data yang relevan agar pemecahan masalah dapat mencapai tingkat validitas dan reliabilitas yang memungkinkan diperoleh hasil yang objektif. Terdapat beberapa macam teknik dan alat pengumpul data, dan penggunaannya sesuai dengan keperluan analisa dan tujuan penelitian. Penentuan atau pemilihan teknik dan alat pengumpul data yang salah dapat berakibat data yang diperlukan tidak akurat dan valid. Menurut Hadari Nawawi (2007:100) terdapat enam bentuk teknik pengumpul data, yaitu:
a.       Teknik observasi langsung
b.      Teknik observasi tidak langsung
c.       Teknik komunikasi langsung
d.      Teknik komunikasi tidak langsung
e.       Teknik pengukuran
f.       Teknik studi dokumenter
Sedangkan menurut Sugiyono (2011:309) ada empat bentuk teknik pengumpul data, yaitu “observasi, wawancara, dokumen dan triangulasi”.
Dari kedua pendapat di atas, teknik pengumpul data yang peneliti gunakan adalah 3 (tiga) teknik pengumpul data, yaitu teknik komunikasi langsung, observasi langsung, dan teknik studi dokumenter. Adapun  teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Teknik komunikasi langsung
Menurut Hadari Nawawi (2007:95) mengatakan bahwa “teknik komunikasi langsung adalah cara mengumpulkan data seorang peneliti mengadakan kontak langsung secara lisan atau tatap muka (face to face) dengan sumber data, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi yang sengaja di buat untuk keperluan tersebut”. Berdasarkan pendapat tersebut berarti teknik komunikasi langsung adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan hubungan dengan subjek penelitian.
Adapun dalam penelitian ini peneliti akan berkomunikasi langsung dengan guru mata pelajaran IPS terpadu, serta siswa dan siswi kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 03 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang, yang menjadi informan dalam penelitian ini.
b.      Observasi langsung
Nasution (Sugiyono, 2011:310) mengatakan bahwa “observasi adalah dasar sebuah ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat berkerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh dengan observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan electron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas”.
Observasi adalah aktifitas yang dilakukan terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
Dalam hal ini peneliti akan melakukan observasi langsung di tempat penelitian, yaitu di Sekolah Menengah Pertama Negeri 03 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang, untuk memperoleh data yang sesuai di lapangan yang digunakan dalam penelitian ini.
c.       Dokumen
Mahmud (2011:123) mengatakan bahwa “dokumen adalah catatan tertulis yang isinya merupakan pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa, dan berguna bagi sumber data, bukti, informasi kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar ditemukan, dan membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki”.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan dokumen-dokumen dari proses pembelajaran yang berupa perangkat pembelajaran, daftar nilai siswa dan juga foto-foto dalam proses penelititan. 
       2.      Alat Pengumpul Data
Untuk mendapatkan data yang akurat di lapangan dalam penelitian ini akan menetapkan beberapa alat sebagai alat pengumpul data adalah sebagai berikut:
a.       Panduan wawancara
Panduan wawancara adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan, untuk mendapatkan jawaban secara lisan. Adapun responden yang diwawancarai adalah guru IPS  terpadu, waka kurikulum dan beberapa siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 03 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang.
Menurut Saebani (2008:192-193) ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1.      Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
2.      Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
3.      Mengawali atau membuka alur wawancara
4.      Melangsungkan alur wawancara
5.      Menginformasikan iktisar hasil wawancara dan mengakhirinya
6.      Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
7.      Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh

Langkah-langkah dalam wawancara yang telah diuraikan di atas adalah langkah-langkah yang peneliti gunakan dalam penelitian ini.
b.      Pedoman observasi
Pedoman observasi adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengajukan sejumlah pertanyaan secara tertulis dengan memberikan sejumlah pertanyaan yang dilengkapi dengan alternatif jawaban yang akan dipilih oleh observer. Kemudian alternatif jawaban yang disediakan berupa “YA” dan “TIDAK” yang cukup hanya memberikan tanda chek list (√) terhadap alternatif jawaban yang dianggap sesuai oleh observer sendiri. Zuldafrial (2010:49) menyatakan “chek list adalah suatu daftar yang berisi nama-nama subjek dan faktor-faktor yang hendak diselidiki, yang dimasukkan untuk mensistematiskan catatan observasi”. Adapun responden yang akan diobservasi dalam penelitian ini adalah guru dan siswa/siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri 03 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang.
Dalam pelaksanaan observasi dapat dilakukan dalam beberapa cara, salah satunya adalah dengan menggunakan observasi sistematik. Menurut Hadari Nawawi (2007:111) “observasi sistematik disebut juga observasi berkerangka (structured observation), yang diselenggarakan dengan menentukan secara sistematik faktor-faktor yang akan diobservasi lengkap dengan kategorinya”.
Menurut Agus Salim (2006:14) observasi dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1.      Tahap pertama adalah pemilihan setting
2.      Selanjutnya adalah pengumpulan data
3.      Observer harus bersikap netral dan objektif
4.      Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data
c.       Dokumentasi
Dokumentasi adalah sumber-sumber data yang meliputi catatan atau laporan resmi, buku teks, buku referensi, dan sebagainya. Dalam penelitian ini yang menjadi alat dokumentasi adalah buku nilai, silabus dan RPP. Buku nilai ini berupa daftar nilai hasil ulangan harian IPS terpadu  yang diperoleh siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 03 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang dan perangkat pembelajarannya didapat dari guru mata pelajaran IPS terpadu.
       3.      Validitas Data
Data-data yang telah dikumpulkan dari sumber data tidak semuanya akurat, sehingga dibutuhkan suatu teknik tepat untuk menguji keabsahan data. Untuk menguji data dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi. Menurut saebani (2008:189) “triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”. Teknik triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpul data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.
Menurut Sutopo (Mustika, 2013:52) menyatakan ada 4 teknik triangulasi yaitu “triangulasi data, triangulasi peneliti, triangulasi metedologis, dan triangulasi teoritis”. Namun dalam penelitian ini hanya akan menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode.
a.      Triangulasi Data
Menurut Sutopo (Mustika, 2013:52) triangulasi data disebut juga triangulasi sumber. Teknik triangulasi sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan penggunaan sumber, yaitu menggunakan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui beberapa sumber yang berbeda. Data yang diambil dari beberapa sumber yaitu guru mata pelajaran IPS terpadu, siswa dan perangkat pembelajaran (silabus dan RPP). Dengan adanya perbandingan sumber inilah maka akan diketahui tingkat validasi dari data.
b.      Triangulasi Metode
Selain menggunakan triangulasi data, pada penelitian ini digunakan pula triangulasi metode. Menurut Sutopo (Mustika, 2013:52) mengatakan “pada triangulasi metode, peneliti mengumpulkan data sejenis tetapi menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda”. artinya untuk mengamati suatu sumber data digunakan beberapa metode dalam penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang minat siswa terhadap pelajaran IPS terpadu kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 03 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang. Dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumen. Data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data yang berbeda melalui sumber yang sama tersebut. Hasilnya akan dibandingkan dan ditarik kesimpulan serta akan diperkuat tingkat validitasnya.
G.    Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model interaktif (Interactive Model Of Analisis). Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011:338) dalam model interaktif terdapat tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan, dilakukan dengan bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data (data collecting) sebagai suatu siklus. Ketiga kegiatan dalam analisis model interaktif dapat dijelaskan sebagai berikut:
      1.      Reduksi Data (data reduction)
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data kasar yang muncul dalam catatan-catatan tertulis dilapangan. Menurut Sugiyono (2011:338) mengatakan “reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu”. Proses ini berlangsung terus menerus selama penelititan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan menggorganisasikan data.
      2.      Penyajian Data (data display)
Penyajian data (data Display) adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam hal ini menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011:341) mengatakan “the most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narrative tex”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan penyajian data, peneliti akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan pemahaman tentang penyajian data.
      3.      Penarikan Kesimpulan (conclusion drawing)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011:345) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan yang diambil akan ditangani secara longgar dan tetap terbuka sehingga sehingga kesimpulan yang semula belum jelas, kemudian akan meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh. Kesimpulan ini juga di verifikasi selama penelitian berlangsung dengan maksud-maksud menguji kebenaran, kekokohan dan kecocokannya yang merupakan validitasnya.









DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Bahri Saiful. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka.
Gunawan, Rusdi. 2013. Pendidikan IPS (Filosofi, Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta
Hakim, Thursan. 2008. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.
Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: Total Grafika.
Mahmud. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Nawawi, Hadari. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada Unyvesity Press.
Sabri, Alisuf. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Saebani, B.A. 2008. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
Saleh, Abdul, Rahman dan Muhbib Abdul Wahab. 2003. Psikologi Suatu Pengantar dalam Prespektif Islam. Jakarta: Kencana.
Salim, Agus. 2006.  Teori & Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana
Sapriya. 2009. Pendidikan IPS (Konsep dan Pembelajaran). Bandung: Remaja Rosadakarya
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin. 2014. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosdakarya.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekaktan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Suryabrata, Sumadi. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Taufani, C.K. 2008. Menginstal Minat Baca Siswa. Bandung: Globalindo.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Uzer, Usman. 1997.  Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Zuldafrial. 2010. Penelitian Kualitatif. Pontianak: Stain Press
Zuldafrial. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Pontianak: Stain Press
Skripsi:
Irmadewi, Maria. 2013. Hubungan Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS Terpadu Materi Pokok Gejalaj-Gejala yang Terjadi Di Atmosfer. Pontianak: STKIP-PGRI Pontianak (skripsi tidak diterbitkan).
Mustika. 2013. Analisis Pemahaman Siswa Terhadap Perkembangan Masyarakat Indonesia Pada Masa Reformasi Sub Bab Konflik Antar Etniss di Sambas Tahun 1999 Sebagai Sumber Belajar Sejarah Kelas XII IPS SMA Negeri 08 Pontianak. Pontianak: STKIP-PGRI Pontianak (skripsi tidak diterbitkan).

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »