BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai. Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan tenaga sendiri (Manuaba I. B. G, 2008).
Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang ibu dan keluarganya. Sebagai Bidan, kita beruntung dapat berbagi peristiwa ini dengan keluarga. Kita juga berada pada posisi yang unik untuk meningkatkan kemampuan ibu dalam proses kelahiran dengan memberi dukungan dan dorongan moril.
Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan adalah proses yang normal serta merupakan suatu kejadian yang sehat. Akan tetapi potensi komplikasi yang mengancam jiwa ibu dan bayi bisa saja terjadi, maka dari itu bidan harus mengamati dengan ketat keadaan ibu dan bayi sepanjang proses persalinan.
WHO melaporkan sekitar 99 % kematian ibu terjadi di negara berkembang. Pada tahun 2015 kematian ibu di Indonesia masih mencapai 305 per 100 ribu. Angka ini tiga kali lipat lebih tinggi daripada target MDGs Indonesia yaitu 102 per 100 ribu. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan angka kematian tertinggi kedua di Asia Tenggara.
Berdasarkan data persalinan ruang bersalin tahun 2017 jumlah persalinan 1272 orang dengan persentase persalinan spontan 43.71%, persalinan SC 55,66%, persalinan VE 0,63%. Dari hasil yang dicapai sebagian persalinan spontan dilakukan oleh bidan sehingga bidan harus mampu memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai standar dan mampu mendokumentasikan tindakan yang diberikan dalam bentuk pencatatan terintegrasi di ruang bersalin RSUD dr. Abdul Azis Singkawang.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan Persalinan Spontan dan Pendokumentasian di Ruang Bersalin RSUD dr. Abdul Azis Singkawang?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan asuhan kebidanan dan pendokumentasian persalinan spontan di catatan terintegrasi.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan anak.
b. Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi secara cepat dan tepat.
c. Menyamakan persepsi bidan dalam melakukan asuhan persalinan spontan dan pendokumentasian terintegrasi.
1. Tujuan Umum
Menjelaskan asuhan kebidanan dan pendokumentasian persalinan spontan di catatan terintegrasi.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan anak.
b. Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi secara cepat dan tepat.
c. Menyamakan persepsi bidan dalam melakukan asuhan persalinan spontan dan pendokumentasian terintegrasi.
D. Manfaat
1. Dapat memberikan asuhan persalinan spontan sesuai SOP RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang.
2. Dapat menurunkan Angka Mortalitas dan Morbiditas ibu dan bayi sehingga tercapai kesejahteraan ibu dan bayi.
3. Dapat meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat dalam pertolongan persalinan spontan sesuai dengan visi misi RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir (Saifudin, Abdul bari, 2002).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar (Wiknjosastro, 2006).
B. Jenis-Jenis Persalinan
Terdapat tiga jenis persalinan, yaitu (Manuaba I. B. G, 2008):
1. Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan tenaga sendiri.
2. Persalinan buatan adalah persalinan dengan rangsangan sehingga terdapat kekuatan untuk persalinan.
3. Persalinan anjuran adalah persalinan yang tidak dimulai sendiri, tetapi dengan tindakan seperti seksio sesarea.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan persalinan, yaitu (Sumarah, 2009):
1. Passage (jalan lahir) terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar panggul, vagina dan introitus (lubang luar vagina).
2. Passanger (janin dan plasenta) bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin.
3. Power (kekuatan) adalah kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter dan volunteer secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus.
4. Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan seperti posisi berdiri, berjalan, duduk dan jongkok.
5. Psikologis dimana tingkat kecemasan wanita selama bersalin akan meningkat jika ia tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya atau yang disampaikan kepadanya.
D. Tahapan Persalinan
1. Kala I (Pembukaan)
Persalinan mulai ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka.
Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :
a. Fase Laten: Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.
b. Fase Aktif: Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 subfase, yaitu:
1) Fase akselerasi berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
2) Fase dilatasi maksimal selama 2 jam dan pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm
3).Fase deselarasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm
2. Kala II (Pengeluaran Janin)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat dan cepat 3-4 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk keruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara refletoris menimbulkan rasa mengedan karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti buang air besar, dengan anus membuka.Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. His mengedan yang terpimpin akan lahirlah kepala diikuti dengan seluruh badan janin. Kala II pada primi 2 jam dan pada multi 1 jam.
3. Kala III ( Pengeluaran Plasenta)
Pada kala III persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina. Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal-hal di bawah ini:
a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus. Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya di bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti buah peer atau alvokat dan fundus berada diatas pusat.
b. Tali pusat memanjang. Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva.
c. Semburan darah mendadak dan singkat. Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah (retroplacental pooling) dalam ruang di antara dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungnya maka darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas.
4. Kala IV (Pengawasan)
Kala pengawasan terjadi selang 2 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Hal yang perlu dipantau pada kala IV persalinan adalah (Depkes, 2008):
a. Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan darah yang keluar setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua kala empat. Jika ada temuan yang tidak normal, tingkatkan frekuensi observasi dan penilaian kondisi ibu.
b. Massase uterus untuk membuat kontraksi uterus menjadi baik setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua kala empat. Jika ada temuan yang tidak normal, tingkatkan frekuensi observasi dan penilaian kondisi ibu.
c. Pantau temperatur tubuh setiap jam dalam dua jam pertama pasca persalinan. Jika meningkat, tata laksana sesuai dengan apa yang diperlukan.
d. Nilai perdarahan, periksa perineum dan vagina setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua pada kala empat.
e. Ajarkan pada ibu dan keluarganya bagaimana menilai kontraksi uterus dan jumlah darah yang keluar dan bagaimana melakukan massase uterus jika uterus menjadi lembek.
f. Minta ibu untuk memeluk bayi. Bersihkan bayi dan bantu ibu mengenakan baju atau sarung yang bersih dan kering, atur posisi ibu agar nyaman, duduk bersandarkan bantal atau berbaring miring. Jaga agar bayi diselimuti dengan baik, bagian kepala tertutup baik, kemudian berikan bayi ke ibu dan anjurkan untuk dipeluk dan diberi Air Susu Ibu (ASI) secara on demand.
E. Mekanisme Persalinan Normal
Menurut Manuaba (2008) gerakan-gerakan janin dalam persalinan adalah sebagai berikut :
1. Engagement (masuknya kepala) : kepala janin berfleksi pada pintu atas panggul.
2. Descent (penurunan)
Penurunan dilaksanakan oleh satu atau lebih :
a. Tekanan cairan amnion
b. Tekanan langsung fundus pada bokong kontraksi otot abdomen
c. Ekstensi dan penurunan badan janin
d. Kekuatan mengedan
3. Fleksi
Fleksi disebabkan karena anak di dorong maju dan ada tekanan pada PAP serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Pada fleksi ukuran kepala kecil melalui jalan lahir, diameter sub occipito.
4. Rotasi Dalam
Pada waktu terjadi pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari janin memutar ke depan ke bawah simfisis (UUK berputar kedepan sehingga dari dasar panggul UUK dibawah simfisis).
5. Ekstensi
Ubun-ubun kecil (UUK) dibawah simfisis maka sub occiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi (ekstensi).
6. Rotasi luar
Gerakan sesudah defleksi untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak.
7. Ekspulsi
Terjadi kelahiran bayi seluruhnya
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PASIEN DENGAN
PERSALINAN SPONTAN
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar. Asuhan kebidanan persalinan adalah asuhan yang diberikan pada ibu selama proses persalinan mulai kala I hingga kala IV. Kasus ini dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. W 24 tahun G1P0A0 dengan persalinan spontan di ruang bersalin RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang.
B. Saran
1. Bagi Bidan
Diharapkan mampu memahami dan memberikan asuhan persalinan spontan sesuai standar APN yang komprehensif sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan anak. Hendaknya semua Bidan selalu menerapkan asuhan kebidanan dengan cara memberikan asuhan yang sesuai dengan kewenangan.
2. Bagi Institusi
Diharapkan institusi dapat memberikan pelatihan pada Bidan untuk meningkatkan kompetensi yang terbaru bagi Bidan dalam memberikan asuhan persalinan spontan di RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang.
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prawihardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wiknjosastro. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri/ Obstetri Fisiologi & Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Manuaba. 2008. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Suririnah . 2007. Kehamilan Dan Persalinan. Jakarta : Gramedia.