Rangkuman Bhinneka Tunggal Ika


BHINNEKA  TUNGGAL  IKA
       Bhinneka tunggal ika  adalah  moto  atau  semboyan  negara  indonesia.  Arti  bhinneka  tunggal  ika  adalah  berbeda-beda  tetapi satu  jua  yang  diambil   dari  buku/kitab  kakawin sutasoma  karangan  mpu  tantular  yang berbunyi" bhinneka ika tunggal ika,  tan hana dharma  mangrwa            (berbeda-beda  itu,  satu itu,  tak ada pengabdian yang  mendua). "  secara  mendalam bhineka tunggal  ika  memiliki  makna  bahwa walaupun di  indonesi terdapat  banyak suku,  agama, ras, kesenian,adat,bahasa,dan ragam lainnya,  tetapi  tetap  satu  kesatuan  yang  sebanggsa dan  setanah  air.  Pada  tahun 1951. Bhineka tunggal ika  ditetapkan oleh pemerintah  indonesia  sebagai semboyan  resmi  Negara  Republik  indonesai  melalui  pearturan pemerintah  No.66 tahun 1951.
     Bhinneka  tunggal ika  berisi konsep  pluralistik  dan multikulturalistik  dalam  kehidupan  yang terikat  dalam  suatu  kesatuan.prinsip  pluralistik dan multikultralistik  adalah  asas  yang mengakui  adanya kemajemukan  bangsa  dilihat  dari  segi  agama, keyakinan, suka  bangsa, adat  budaya, keadaan daerah,  dan ras. Kemajemukan  tersebut  harus  dihormati,  di hargai,  dan  di dudukan  dalam suatu  prinsip  yang  dapat  mengikat  keanekaragaman  tersebut  dalam  kesatuan yaang kokoh.
    Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita perlu memahami secara mendalam prinsip-prinsip yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika. Prinsip-pronsip tersebut sebagai berikut.
1. Dalam rangka membentuk kesatuan dan persatuan bangsa dengan keanekaragaman yang dimiliki Indonesia diharapkan tidak terjadi pembentukan konsep baru dari keanekaragaman konsep-konsep yang terdapat pada unsur-unsur atau komponen bangsa.
2. Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif; gal ini bermakna bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan merasa dirinya yang paling benar, paling hebat, dan tidak mengakui harkat dan martabat pihak lain. Bhinneka Tunggal Ika bersifat inklusif, artinya golongan mayoritas dalam hidup berbangsa dan bernegara tidak memaksakan kehendaknya pada golongan minoritas.
3. Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat formalitas yang hanya menunjukkan perilsku semu. Bhinneka Tunggal Ika dilandasi oleh sikap saling percaya mempercayai, saling hormat menghormati, saling cinta mencintai, dan rukun. Hanya dengan cara demikian maka keanekaragaman ini dapat dipersatukan.
4. Bhinneka Tunggal Ika bersifat konvergen tidak divergen,  yang bermakna perbedaan yang terjadi dalam keanekaragaman tidak untuk dibesar-besarkan, tetapi dicari titik temu, dalam bentuk kesepakatan bersama. Hal ini akan terwujud apabila dilandasi oleh sikap toleran, non sektarian, inklusif, akomodatif, dan rukun.
5. Prinsip atau adas pluralistik dan multikultural Bhinneka Tunggal Ika mendukung nilai inklusif, tidak bersifat eksklusif, terbuka, ko-eksistensi damai dan kebersamaan, kesetaraan, tidak merasa yang paling benar, toleransi, dan musyawarah disertai dengan penghargaan terhadap pihak lain yang berbeda.

   Keanekaragaman bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan, tetapi justru keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara indonesia serta menumbuhkan jiwa nasionalisme. Dalam kenyataan objektif, pertumbuhan nasionalisme Indonesia telah dibentuk dalam perjalanan sejarah yang pokoknya berakar dalam adat-istiadat dan kebudayaan. Prinsip-prinsip nasionalisme Indonesia (Persatuan Indonesia) tersusun dalam kesatuan mejemuk tunggal yaitu:
1. Kesatuan sejarah; bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dalam suatu proses sejarah
2. Kesatuan nasib; berada dalam satu proses sejarah yang sama dan mengalami nasib yang sama yakni dalam penderitaan penjajah dan kebahagiaan bersama.
3. Kesatuan kebudayaan; keanekaragaman kebudayaan tumbuh menjadi suatu bentuk kebudayaan nasional.
4. Kesatuan asas kerohanian; adanya ide, cita-cita, dan nilai-nilai kerohanian yang secara keseluruhan tersimpul dalam pancasila.

    Sekarang ini nilai dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika sudah mulai Memudar. Berikut beberapa penyebab lunturnya makna Bhinneka Tunggal Ika.

1. Diskrikinasi
     Diskriminasi merupakan salah faktor yang lunturnya makna Bhinneka Tunggal Ika.
     Sebagai contoh ketimpangan sosial dan pembangunan. Terjadinya ketimpangan antar          wilayah ini membawa implikasi terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat antara wilayah dan akhirnya masyarakat tidak bisa bersatu.perbedaan kelas pun semangkin mencolok .Hingga mengakibatkan integrasi masyarakat berkurang antara satu sama lain.

2. Konflik
     Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibaw individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut di antaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinkan, dan laim sebagainya. Faktor penyebab konflik diantaranya:
-  Perbedaan individu, meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
- Perbedaan latar belakang kebudayaan, sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
- Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok
- Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
- Isu-isu SARA dan kebenaran agama yang bergesekan dalam masyarakat.

3. Egoisme
     Egoisme merupakan motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri sendiri. Egoisme berarti menempatkan diri di tengah satu tujuan serta tidak peduli dengan penderitaan orang lain, termasuk yang dicintainya atau yang dianggap sebagai teman dekat.

4. Etnosentrisme
    Etnosentrisme adalah kecenderungan memandang rendah orang-orang yang dianggap asing, etnosentrisme memandang dan mengukur budaya asing dengan budayanya sendiri. Hingga akhirnya menilai budaya orang lain adalah budaya yang peling rendah martabatnya dibandingkan dengan budaya kita. Adanya rasa kecintaan yang berlebihan dengan budaya daerahnya justru menjadi kondisi yang memperparah makna dari Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu, fanatisme kedaerahan akan mengancam integrasi bangsa Indonesia dan keutuhan NKRI.

5. Cultural Lag
    Cultural lag adalah bentuk kesenjangan budaya akibat masuknya unsur-unsur globalisasi yang terjadi secara tidak merata dan tidak serempak. Unsur-unsur teknologi yang masuk secara cepat yang tidak diimbangi unsur-unsur sosial budaya yang lambat. Akibatnya, perubahan unsur-unsur sosial budaya terjadi secara tidak serempak yang menimbulkan suatu kesenjangan sosial.

6. Identitas Bangsa yang Mulai Luntur
    Bangsa Indonesia memiliki paham nasionalisme (paham kebangsaan) yang menjadi suatu identitas bangsa. Namun kini telah hilang, ,misalnya lebih membanggakan bahasa asinhg daripada bahas Indonesia. Selain itu, musyawarah mufakaat dan budaya gotong-royong yang menjadi identitas bangsa Indonesia kini luntur dengan sendirinya. Hal itu bisa dikarenakan oleh modernisasi.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »