Kriteria penilaian (Rubrik)

Kriteria penilaian (Rubrik)


Kriteria penskoran pada tes uraian berisi konsep konsep atau kata kunci yang harus dijawab siswa. Konsep atau kata kunci tersebut merupakan jawaban yang benar dan harus ada pada jawaban siswa. Jika siswa tidak mencantumkan konsep atau kata kunci pada jawaban berarti mereka menjawab salah dan tidak memperoleh skor untuk konsep tersebut inilah konsep dasar tes.

Asesmen kinerja tidak menggunakan kriteria penskoran yang berisi konsep atau kata kunci yang merupakan jawaban benar atas pertanyaan tersebut tetapi penilaian asesmen kinerja dilakukan dengan menggunakan kriteria untuk menilai mutu kinerja atau hasil kerja yang ditunjukkan siswa dengan demikian penilaian dalam asesmen kinerja bersifat subjektif. Untuk mengurangi subjektivitas dalam penilaian kinerja dikembangkan rubrik.
Secara umum dikatakan bahwa Rubrik adalah pedoman pemberian skor ( guidances score) yang digunakan untuk menilai mutu kinerja atau hasil kinerja siswa.

Menurut Donna Szpyrka dan Elly B Smith seperti dikutip oleh Zainul A. (2001) ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan rubrik:
1. Menentukan konsep keterampilan dan kinerja yang akan dinilai
2. Merumuskan atau mendefinisikan serta menentukan urutan konsep dan atau keterampilan yang akan dinilai ke dalam rumusan yang menggambarkan kinerja siswa
3. Menentukan tugas yang akan dinilai
4. Menentukan skala yang akan digunakan
5. Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja yang tidak diharapkan
6. Melakukan uji coba
7. Melakukan revisi berdasar hasil uji coba

Secara lebih rinci Chicago Public School (CPS) menjelaskan beberapa langkah dalam pengembangan rubric yaitu:
1. Guru bersama teman sejawat menentukan dimensi kinerja yang akan dinilai. Pedoman yang digunakan adalah (GBPP) atau garis besar pedoman pengajaran.
2. Cocokkan dimensi kinerja tersebut dengan kinerja siswa secara riil di lapangan untuk melihat kesesuaiannya. Hal ini dimaksud untuk mengetahui apakah ada suatu dimensi yang mendapat penekanan berlebih dari dimensi yang lain dan untuk mengidentifikasi Adanya kemungkinan dimensi kinerja yang belum tercantum
3. Revisilah dimensi dimensi kinerja tersebut sehingga menjadi lebih
4. Setelah itu definisikan setiap dimensi kinerja tersebut. Pendefinisian ini merupakan langkah yang kritis karena jika terjadi kesalahan dalam membuat definisi maka penilaian terhadap kinerja tersebut menjadi tidak tetap.
5. Menentukan skala dari dimensi kinerja yang akan dinilai. Setiap kategori skala harus didefinisikan secara jelas dan diberi contoh kinerja ditunjukkan pada setiap kategori
6. Sebelum rubrik ini digunakan melakukan penilaian terhadap objek tersebut
7. Melakukan uji coba untuk mengetahui apakah rubrik tersebut dapat digunakan atau tidak
8. Jika sudah dianggap baik lakukan sosialisasi dengan melibatkan pihak yang terkait. Langkah ini dimaksudkan agar semua pihak yang terkait dengan assessment ini



Share this

Related Posts

Previous
Next Post »