Jawab:
Evaluasi adalah
suatu proses, yakni proses menentukan sampai berapa jauh kemampuan yang dapat
dicapai oleh siswa dalam proses belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan
tersebut sebelumnya sudah ditetapkan secara operational.Selanjutnya juga
ditetapkan patokan pengukuran hingga dapat diperoleh penilaian (value
judgement)
Jelaskan
prinsip-prinsip evaluasi belajar sejarah ?
Jawab :
- Keterpaduan.
Evaluasi harus memegang prinsip keterpaduan.Dimana ada kesesuaian antara tujuan
intruksional pengajaran (tujuan pembelajaran), materi pembelajaran, dan metode
pembelajaran.
- Keterlibatan peserta didik
Prinsip bahwa evaluasi harus memperhatikan keterlibatan peserta didik merupakan
suatu hal yang mutlak, karena keterlibatan peserta didik dalam evaluasi bukan alternatif.
- Koherensi
Suatu evaluasi pendidikan harus berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah
dipelajari dan sesuai dengan ranah kemampuan peserta didik yang hendak diukur.
- Pedagogis
Prinsip evaluasi pendidikan yang ketujuah adalah perlu adanya tool penilai dari
aspek pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan perilaku sehingga pada
akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa.
- Akuntabel
Sudah semestinya hasil evaluasi haruslah menjadi alat akuntabilitas atau bahan
pertanggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seperti orangtua siswa,
sekolah, dan lainnya.
Jelaskan
bentuk-bentuk tes dalam pembelajaran sejarah ?
Jawab :
- Tes formatif
Tes formatif dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar
siswa selama proses belajar berlangsung, untuk memberikan balikan (feed back)
bagi penyempurnaan program belajar-mengajar, serta untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan, sehingga hasil belajar-mengajar
menjadi lebih baik. Soal-soal tes formatif ada yang mudah dan ada pula yang
sukar, bergantung kepada tugas-tugas belajar (learning tasks) dalam program
pengajaran yang akan dinilai. Tujuan utama tes formatif adalah untuk memperbaiki
proses belajar, bukan untuk menentukan tingkat kemampuan anak. Tes formatif
sesungguhnya merupakan criterion-referenced test.Tes formatif yang diberikan
pada akhir satuan pelajaran sesungguhnya bukan sebagai tes formatif lagi, sebab
data-data yang diperoleh akhirnya digunakan untuk menentukan tingkat hasil
belajar siswa.Tes tersebut lebih tepat disebut sebagai subtes sumatif. Jika
dimaksudkan untuk perbaikan proses belajar, maka maksud itu baru terlaksana
pada jangka panjang, yaitu pada saat penyusunan program tahun berikutnya.
- Tes Sumatif
Tes sumatif diberikan saat satuan pengalaman belajar
dianggap telah selesai. Tes sumatif diberikan dengan maksud untuk menetapkan
apakah seorang siswa berhasil mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah
ditetapkan atau tidak.Tujuan tes sumatif adalah untuk menentukan angka
berdasarkan tingkatan hasil belajar siswa yang selanjutnya dipakai sebagai
angka rapor.Ujian akhir dan ulangan umum pada akhir caturwulan atau semester
termasuk ke dalam tes sumatif. Hasil tes sumatif jga dapat dimanfaatkan untuk
perbaikan proses pembelajaran. Tes sumatif termasuk norm-referenced
test.Cakupan materinya lebih luas dan soal-soalnya meliputi tingkat mudah,
sedang, dan sulit.
- Tes Penempatan (placement test)
Pada umunya tes penempatan dibuat sebagai prates
(pretest). Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui apakah peserta didik telah
memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengikuti suatu
program belajar dan sampai di mana peserta didik telah mencapai tujuan
pembelajaran (kompetensi dasar) sebagaimana yang tercantum dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mereka. Dalam hubungan dengan tujuan yang
pertama masalahnya berkaitan dengan kesiapan siswa menghadapi program yang
baru, sedangkan untuk yang kedua berkaitan dengan kesesuaian program
pembelajaran dengan siswa.
- Tes Diagnostik
Tes diagnostik dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan
belajar yang dialami peserta didik berdasarkan hasil tes formatif sebelumnya.
Tes diagnostik memerlukan sejumlah soal untuk satu bidang yang diperkirakan
merupakan kesulitan bagi peserta didik.Soal-soal tersebut bervariasi dan
difokuskan pada kesulitan.Tes diagnostik biasanya dilaksanakan sebelum suatu
pelajaran dimulai. Tes diagnostik diadakan untuk menjajaki pengetahuan dan
keterampilan peserta didik yang telah dikuasai mereka, apakah peserta didik
sudah mempunyai pengetahuan dan keterampilan tertentu yang diperlukan untuk
dapat mengikuti suatu bahan pelajaran lain. Oleh karena itu, tes diagnostik
semacam itu disebut juga test of entering behavior.
Sebutkan kelebihan dan kekurangan bertuk tes uraian ?
Jawab :
Kelebihan menggunakan jenis tes uraian :
- Mudah dalam penyusunan pertanyaannya
- Waktu yang diperlukan singkat
- Baik untuk mengukur pengertian, aplikasi, analisis dan paling baik untuk sintetis dan evaluasi
- Mendorong siswa untuk mengorganisasi, menghubungkan dan menyatakan idenya sendiri.
Kelemahannya
- Tes uraian mempunyai keterbatasan mengenai lingkup materi yang dapat dinyatakan dalam satu perangkat tes.
- Jawaban siswa pada tes uraian sering tidak menggambarkan tujuan yang ingin diukur oleh tes tersebut.
- Pemeriksaannya lebih dari satu, memakan waktu dan cenderung hasil penilaiannya tidak tetap.
- Kurang baik untuk mengukur pengetahuan
- Hanya dapat menanyakan beberapa pertanyaan sehingga kurang mewakili materi yang diajarkan.
- Pengolahan sangat subyektif, sukar, dan ketepatannya kurang.
- Hasil kemampuan siswa dapat terganggu oleh kemampuan manulis dan mendongeng.
Jelaskan ciri-ciri
tes berbentuk pilihan ganda ?
Jawab :
Pilihan ganda: Soal Pilihan ganda adalah bentuk tes yang
mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran,
penskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan komputer. Namun membuat butir
soal pilihan ganda yang berkualitas baik cukup sulit, dan kelemahan lain adalah
peluang kerja sama antar peserta tes sangat besar. Oleh karena itu, bentuk ini
dipakai untuk ujian yang melibatkan banyak peserta didik dan waktu untuk
koreksi relatif singkat. Penggunaan bentuk ini menuntut agar pengawas ujian
teliti dalam melakukan pengawasan saat ujian berlangsung. Tingkat berpikir yang
diukur bisa tinggi tergantung pada kemampuan pembuat soal (Ebel, l979).
Strukturnya bentuk soal
pilihan ganda terdiri atas:
Stem :
pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalahan yang akan dinyatakan
Option :
Sejumlah pilihan atau alternatif jawaban
Kunci :
jawaban yang benar atau paling tepat
Distractor: jawaban –jawaban lain selain kunci jawaban
Keunggulan
dari bentuk soal pilihan ganda antara lain adalah :
- Penskoran mudah, cepat, serta objektif
- Dapat mencakup ruang lingkup bahan atau materi yang luas
- Mampu mengungkap tingkat kognitif rendah sampai tinggi.
- Sedangkan kelemahannya antara lain adalah :
- Menuliskan soalnya relatif lebih sulit dan lama
- Memberi peluang siswa untuk menebak jawaban
- Kurang mampu meningkatkan daya nalar siswa.