PENDAHULUAN
Tanah
merupakan faktor terpenting dalam proses produksi pertanian, dimana
keseimbangan unsur – unsur hara didalamnya sangat menentukan bentuk maupun
karakter dari suatu tanaman. Keseimbangan antara tanah, kandungan bahan organik
dan kandungan unsur hara sangat berpengaruh terhadap kelanjutan pertanian di
masa yang akan datang.
Semakin
berkurangnya kesuburan tanah pada akhir – akhir ini menyebabkan hilang dan
terganggunya proses produksi oleh suatu tanaman. Hal ini tentunya menuntut kita
untuk berpikir dan berusaha bagaimana caranya untuk meningkatkan kesuburan
tanah itu kembali.
Proses
pemupukan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan. Penggunaan pupuk
bertujuan untuk memberikan dan menyediakan nutrisi – nutrisi yang ada di dalam
tanah, sehingga tanah akan menjadi subur dan dapat memberikan banyak nutrisi
pada tanaman.
Pemanfaatan
sisa panen maupun sampah – sampah / kotoran organik lainnya sebagai pupuk oleh
petani ternyata merupakan salah satu bagian dari konservasi tanah yang
dilakukan dengan penuh kesadaran sebagai pelestarian sumberdaya alam. Ini
merupakan salah satu teknologi dalam usaha tani yang ramah lingkungan yang
bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dan menjamin kelestarian
sumberdaya alam serta meminimalkan kerusakan lingkungan. ( Damanhuri, 2009 )
A.PENGERTIAN
LAHAN
Lahan adalah
suatu wilayah daratan dengan ciri mencakup semua watak yang melekat pada
atmosfer, tanah, geologi, timbulan, hidrologi, populasi tumbuhan dan hewan,
serta kegiatan manusia di atasnya (Notohadiprawiro, 1996). Mutu lahan merupakan
salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan usaha pertanian, karena
hampir semua kegiatan pertanian dilaksanakan di atas lahan.
Tanah merupakan
komponen lahan yang utama. Tanah memiliki sifat dan memenuhi syarat untuk
disebut sumberdaya. Tanah dapat menghasilkan bahan nabati, untuk kemudian
menghasilkan bahan hewani. Tanah mempunyai daya tumpu, sehingga di atasnya
dapat didirikan bangunan. Tanah merupakan bahan mentah untuk membuat beraneka
barang. Tanah mampu menyerap cairan, menguraikan bahan organik, mematikan
pathogen, berdaya sangga terhadap zat kimia, dengan demikian berfungsi untuk
sanitasi lingkungan. Dengan kemampuan infiltrasi dan perkolasinya tanah dapat
menyalurkan sebagian air hujan untuk mengisi cadangan air tanah. Taman, jalur
hijau, pohon peneduh atau pematah angin, dan hutan wisata dibangun di atas
tanah. Tanah diperlukan untuk tujuan estetika dan rekreasi (Notohadiprawiro,
1987).
B.
PENGERTIAN BAHAN ORGANIK
Bahan
organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang
atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi
maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia
heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya.
C. SUMBER BAHAN ORGANIK
Sumber
Bahan Organik
Bahan
organik tanah dapat berasal dari:
1.
Sumber primer, yaitu: jaringan organik tanaman
(flora) yang dapat berupa: daun, ranting
dan cabang, batang, buah, dan akar.
2.
Sumber sekunder, yaitu: jaringan organik
fauna, yang dapat berupa: kotorannya dan mikrofauna.
3.
Sumber lain dari luar, yaitu: pemberian
pupuk organik berupa: pupuk
kandang, pupuk hijau, pupuk bokasi
(kompos).
D. MANFAAT
BAHAN ORGANIK DI DALAM TANAH
Peranan Bahan Organik
Terhadap Tanah
Bahan organik dapat berpengaruh terhadap perubahan terhadap sifat-sifat tanah berikut:
(1) sifat fisik tanah
Bahan organik dapat berpengaruh terhadap perubahan terhadap sifat-sifat tanah berikut:
(1) sifat fisik tanah
Peranan bahan organik
terhadap perubahan sifat fisik tanah, meliputi:
·
stimulan terhadap granulasi tanah,
·
memperbaiki struktur tanah menjadi lebih
remah,
·
menurunkan plastisitas dan kohesi tanah,
·
meningkatkan daya tanah menahan air
sehingga drainase tidak berlebihan, kelembaban dan temperatur tanah menjadi
stabil,
·
mempengaruhi warna tanah menjadi coklat
sampai hitam,
·
menetralisir daya rusak butir-butir
hujan,
·
menghambat erosi, dan
·
mengurangi pelindian
(pencucian/leaching).
(2) sifat kimia tanah
Peranan bahan organik
terhadap perubahan sifat kimia tanah, meliputi:
·
meningkatkan hara tersedia dari proses
mineralisasi bagian bahan organik yang mudah terurai,
·
menghasilkan humus tanah yang berperanan
secara koloidal dari senyawa sisa mineralisasi dan senyawa sulit terurai dalam
proses humifikasi,
·
meningkatkan kapasitas tukar kation
(KTK) tanah 30 kali lebih besar ketimbang koloid anorganik,
·
menurunkan muatan positif tanah melalui
proses pengkelatan terhadap mineral oksida dan kation Al dan Fe yang reaktif,
sehingga menurunkan fiksasi P tanah, dan
·
meningkatkan ketersediaan dan efisiensi
pemupukan serta melalui peningkatan pelarutan P oleh asam-asam organik hasil
dekomposisi bahan organik.
(3)
sifat biologi tanah.
Peranan bahan organik
terhadap perubahan sifat biologi tanah, meliputi:
·
meningkatkan keragaman organisme yang
dapat hidup dalam tanah (makrobia dan mikrobia tanah), dan
·
meningkatkan populasi organisme tanah
(makrobia dan mikrobia tanah)
Menurut Stevenson 1994
fungsi bahan organik di dalam tanah adalah sebagai berikut :
- Berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap ketersediaan hara.
- Membentuk agregat tanah yang lebih baik dan memantapkan agregat yang telah terbentuk sehingga aerasi, permebilitas dan infiltrasi menjadi lebih baik. Akibatnya adalah daya tahan tanah terhadap erosi akan menngkat.
- Meningkatkan retensi air yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman.
- Meningkatkan retensi unsure hara melalui peningkatan muatan di dalam tanah.
- Meningkatkan kapasitas sangga tanah
- Meningkatkan suhu tanah
- Mensuplai energy bagi organism tanah
- Meningkatkan organisme sapropit dan menekan organisme parasit bagi tanaman.
E. JENIS –
JENIS BAHAN BAHAN ORGANIK
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam. Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari air kencing (urine) hewan. Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk kandang padat (makro) banyak mengandung unsur fosfor, nitrogen, dan kalium. Unsur hara mikro yang terkandung dalam pupuk kandang di antaranya kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi, tembaga, dan molibdenum. Kandungan nitrogen dalam urine hewan ternak tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan nitrogen dalam kotoran padat. Pupuk kandang terdiri dari dua bagian, yaitu:
- Pupuk dingin adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara perlahan oleh mikroorganime sehingga tidak menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran sapi, kerbau, dan babi.
- Pupuk panas adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan mikroorganisme secara cepat sehingga menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran kambing, kuda, dan ayam. Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan - bahan anorganik di dalam tanah, termasuk pupuk anorganik. Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bia optomal. Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri dingin, remah, wujud aslinya tidak tampak, dan baunya telah berkurang. Jika belum memiliki ciri-ciri tersebut, pupuk kandang belum siap digunakan. Penggunaan pupuk yang belum matang akan menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman. Penggunaan pupuk kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan, sehingga penguapan unsur hara akibat prose kimia dalam tanah dapat dikurangi. Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair paling bauk dilakukan setelah tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang cair ini akan cepat diserap oleh tanaman.
1. Penggunaan tanaman pagar, yaitu dengan mengembangkan sistem pertanaman lorong, dimana tanaman pupuk hijau ditanam sebagai tanaman pagar berseling dengan tanaman utama.
2. Penggunaan tanaman penutup tanah, yaitu dengan mengembangkan tanaman yang ditanam sendiri, pada saat tanah tidak ditanami tanaman utama atau tanaman yang ditanam bersamaan dengan tanaman pokok bila tanaman pokok berupa tanaman tahunan.
Kompos merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Jenis tanaman yang sering digunakan untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi, tanaman pisang, gulma, sayuran yang busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa. Bahan dari ternak yang sering digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan ternak yang terbuang, dan cairan biogas. Tanaman air yang sering digunakan untuk kompos di antaranya ganggang biru, gulma air, eceng gondok, dan azola.
Manfaat Penggunaan Pupuk Kompos adalah:
Tanaman yang dipupuk dengan pupuk organik ( pupuk kompos ) cenderung memiliki kualitas yang baik bila dibandingkan dengan tanaman yang dipupuk dengan pupuk an-organik. Pupuk kompos memiliki banyak manfaat bila ditinjau dari beberapa aspek, diantaranya :
1. Aspek Ekonomi :
- Dapat menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah.
- Mengurangi ukuran dan volume limbah
- Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
2. Aspek lingkungan :
- Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah
- Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
3. Aspek bagi Tanaman :
- Meningkatkan kesuburan tanah
- Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
- Meningkatkan kapasitas jerap air tanah
- Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
- Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
- Meningkatkan kemampuan tanah menjerap nutrisi
- Memperbaiki aerasi tanah
- Sumber unsur hara tanaman yang lengkap
- Sumber energi dan media hidup mokroorganisme tanah
- Memperbaiki warna tanah
Kompos digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman. Kompos yang layak digunakan adalah yang sudah matang, ditandai dengan menurunnya temperatur kompos (di bawah 400 c).
Humus adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-daunan dan ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi) yang akhirnya mengubah humus menjadi (bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah. Bahan baku untuk humus adalah dari daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan, limbah pertanian dan peternakan, industri makanan, agro industri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu kayu), kepingan kayu, endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan limbah-limbah padat perkotaan. Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta berperan baik bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah. Senyawa humus juga berperan dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam tanah dan air. Selain itu, humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikan aerasi tanah, dan juga dapat menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik toksik. Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus merupakan penentu akhir dari kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama halnya dengan penggunaan kompos.
Pupuk organik buatan
Pupuk organik buatan adalah pupuk organik yang diproduksi di pabrik dengan menggunakan peralatan yang modern. Beberapa manfaat pupuk organik buatan, yaitu:
1. Meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
2. Meningkatkan produktivitas tanaman.
3. Merangsang pertumbuhan akar, batang, dan daun.
4. Menggemburkan dan menyuburkan tanah.
Pada umumnya, pupuk organik buatan digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman, sehingga terjadi peningkatan kandungan unsur hara secara efektif dan efisien bagi tanaman yang diberi pupuk organik tersebut.
F.MANFAAT PERTANIAN ORGANIK
Manfaat Pertanian Organik
Sejumlah keuntungan yang dapat dipetik dari pengembangan pertanian organik adalah, antara lain:
1. Kesehatan
• Menghasilkan makanan yang cukup, aman dan bergizi sehingga meningkatkan kesehatan masyarakat. Data menunjukkan bahwa praktek pertanian organik mampu meningkatkan hasil sayuran hingga 75% dibanding pertanian konvensional. Disamping itu, produk pertanian organik juga mempunyai kandungan vitamin C, kalium, dan beta karoten yang lebih tinggi.
• Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani, karena petani akan terhindar dari paparan (exposure) polusi yang diakibatkan oleh digunakannya bahan kimia sintetik dalam produksi pertanian.
• Meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian. Karena pertanian organik: (1) Menghindari penggunaan bahan kimia sintetis dan (2) Memanfaatkan limbah kegiatan pertanian seperti kotoran ternak dan jerami sebagai pupuk kompos.
2. Lingkungan
a. Kualitas Tanah
Menjaga sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang baik merupakan hal yang penting dalam pertanian organik. Untuk itu dalam pertanian organik diutamakan cara pengelolaan tanah yang meminimalkan erosi, meningkatkan kandungan bahan organik tanah serta mendorong kuantitas dan diversitas biologi tanah.
Dalam pertanian organik peningkatan kesuburan tanah dilakukan tanpa menggunakan pupuk kimia sintetis. Sebagai gantinya digunakan teknik - teknik sebagai berikut :
• Rotasi tanaman secara tepat, mixed cropping dan integrasi tanaman dengan ternak.
• Meningkatkan populasi mikroorganisme tanah melalui penggunaan pupuk organik.
• Meminimalkan pengolahan tanah yang mengganggu aktivitas biota tanah.
• Menjaga tanah selalu tertutup dengan mulsa organik.
• Menghindari pengolahan tanah yang berlebihan pada tanah yang miring untuk mencegah erosi.
• Menggunakan tanaman dalam strip dan tumpang sari.
• Menghindari penggembalaan yang berlebihan.
• Tidak menggunakan bahan kimia sintetis yang meracuni mikroorganisme tanah dan merusak struktur tanah.
b. Penghematan energi
Hasil studi menunjukkan bahwa sistem produksi organik hanya menggunakan 50–80% energi minyak untuk
menghasilkan setiap unit pangan dibandingkan dengan sistem produksi pertanian konvensional. Namun demikian, ini tidak berlaku untuk semua sistem produksi sayuran dan buah-buahan.
c. Kualitas Air
Penjagaan kualitas air merupakan upaya yang sangat penting dalam sistem pertanian lestari (sustainable agriculture system). Kenyataan menunjukkan bahwa polusi air tanah (groundwater) dan air muka tanah (surface water) oleh nitrat dan fosfat menjadi hal yang umum terjadi di kawasan pertanian. Residu pupuk dan pestisida sintetis serta bakteri penyebab penyakit seperti Escherichia Coli juga seringkali terdeteksi di sistem perairan.
Pada areal pertanian organik, sumber air dijaga dengan menghindari praktek-praktek pertanian yang menyebabkan erosi tanah dan pencucian nutrisi, pencemaran air akibat penggunaan bahan kimia. Kotoran hewan yang akan digunakan untuk pupuk organik selalu dikelola dengan hati-hati dan dikomposkan sebelum digunakan. Di samping itu, penggunaan pupuk kimia dan pestisida sintetis juga dilarang dalam sistem pertanian organik.
d. Kualitas Udara
Pertanian organik terbukti mampu meminimalkan perubahan iklim global karena emisi gas rumah kaca (greenhouse gas emission) pada pertanian organik lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional. Dalam pertanian organik tidak menggunakan pupuk nitrogen sintetis sehingga tidak ada emisi nitrogen oksida dari pupuk buatan tersebut.
Penggunaan minyak bumi juga lebih rendah sehingga menurunkan emisi gas karbon dioksida. Lebih penting lagi, pertanian organik menyediakan penampungan (sink) untuk karbon dioksida melalui peningkatan kandungan bahan organik di tanah serta penutupan permukaan tanah dengan tanaman penutup tanah.
e. Pengelolaan Limbah
Praktek pertanian organik mengurangi jumlah limbah melalui daur ulang limbah menjadi pupuk organik. Kotoran ternak, jerami dan limbah pertanian lainnya yang selama ini dianggap limbah, justru menjadi bahan yang mempunyai nilai sebagai sumber nutrisi dan bahan organik bagi pertanian organik.
f. Keanekaragaman Hayati
Pertanian organik tidak hanya menghindari penggunaan pestisida sintetis, namun juga mampu menciptakan keanekaragaman hayati. Praktek seperti rotasi pertanaman, tumpang sari serta pengolahan tanah konservasi merupakan hal-hal yang mampu meningkatkan keanekaragaman hayati dengan menyediakan habitat yang sehat bagi banyak spesies mulai dari jamur mikroskopis hingga binatang besar.
Pertanian organik tidak menggunakan organisme hasil rekayasa genetika (Genetic Enggineering Organism) atau organisme transgenik (Genetically Modified Organism) serta produknya karena alasan keamanan lingkungan, kesehatan dan sosial. Produk-produk seperti ini tidak dibutuhkan karena mungkin menyebabkan resiko yang tidak dapat diterima pada integritas spesies.
KESIMPULAN
Rangkaian uraian di atas memperlihatkan bahwa peranan bahan organik sangat
besar dalam meningkatkan kesuburan tanah, dan akan menentukan produktivitas tanah.
Peranan bahan organik tidak hanya berperan dalam penyediaan hara tanaman saja, namun
yang jauh lebih penting terhadap perbaikan sifat fisik, biologi dan sifat kimia tanah
lainnya seperti terhadap pH tanah, kapasiatas pertukaran kation dan anion tanah, daya
sangga tanah dan netralisasi unsur meracun seperti Fe, Al, Mn dan logam berat lainnya
termasuk netralisasi terhadap insektisida. Berkaitan dengan kesuburan fisika tanah, bahan
organik berperan dalam memperbaiki struktur tanah melaui agregasi dan aerasi tanah,
memperbaiki kapasitas menahan air, mempermudah pengolahan tanah dan meningkatkan
ketahanan tanah terhadap erosi. Pengaruh terhadap biologi tanah, bahan organik
berperan meningkatkan aktivitas mikrobia dalam tanah dan dari hasil aktivitas mikrobia
pula akan terlepas berbagai zat pengatur tumbuh (auxin), dan vitamin yang akan
berdampak positip bagi pertumbuhan tanaman.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan bahan organik tanah, diperlukan
pengelolaan yang tepat, yaitu dengan melakukan penambahan bahan organik. Masalah
utama dalam penambahan bahan organik di lapang adalah masalah sinkronisasi dan
ketidak tersediaan sumber bahan organik. Untuk membantu sinkroni antara ketersediaan
hara dengan kebutuhan hara oleh tanaman, dapat dilakukan dengan pencampuran bahan
yang berkualitas tinggi dengan yang berkualitas rendah, atau dengan upaya
pengomposan. Pupuk kandang merupakan sumber bahan organik utama bagi petani,
namun dengan semakin berkurangnya pemilikan jumlah ternak oleh petani akan
berdampak jumlah pupuk kandang yang tersedia semakin terbatas. Oleh karena itu, perlu
dicari sumber bahan organik yang potensial setempat yang lain. Berbagai sumber bahan
organik yang dapat dikembangkan meliputi: pupuk hijau, sisa tanaman, sampah kota dan
limbah industri.
Khusus penggunaan sampah kota dan limbah industri perlu diwaspadai :
(1) adanya logam mikro dan atau logam berat lain yang bersifat racun.
(2) kemungkinan adanya senyawa organik racun, dan
(3) kemungkinan adanya bibit penyakit (patogen)
DAFTAR PUSTAKA
http://
638-manfaat-pertanian-organik-.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_organik
http://forum.detik.com/membuat-kompos-dan-pupuk-organik-t71162.html
http://karieeen.wordpress.com/2007/06/18/bahan-organik/
http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2007/11/bahan-organik-tanah.html
http://www.google.co.id/search?tbm=isch&hl=id&source=hp&biw=1210&bih=472&q=tanaman+yang+menggunakan+bahan+organik&gbv=2&oq=tanaman+yang+menggunakan+bahan+organik&aq=f&aqi=&aql=&gs_sm=e&gs_upl=178009l193425l0l194173l56l36l2l0l0l0l548l8201l2-1.1.10.6l18l0