Sejarah afrika
1. Gambarlah Peta Afrika berikut
a) Keadaan Alam dan Demografisnya
b) Iklim
c) Kolonialisme
d) Negara Awal sampai dengan Negara Akhir
2. Ikuti pekan pendidikan dan budaya STKIP PGRI
Pontianak (Pilih salah satu)
a) Resensi Buku yang ada dalam acara tersebut
b) Laporan tentang narasumber dan isi dalam acara
yang kamu pilih
c) Kajilah dan beri pendapat tentang isi atau
konten yang anda pilih
a) Keadaan
alam dan Demografisnya
ü Secara garis besar, bentang alam benua Afrika
bisa dibagi dalam :
1. Daerah Gunung dan Pegunungan
Gunung
dan pegunungan yang masuk dalam kawasan benua Afrika antara lain adalah :
·
Pegunungan
Atlas
·
Pegunungan
Mituba
·
Pegununagn
Drakensberg
·
Gunung
Kilimanjaro
·
Gunung
Ruwen Zori
2. Dataran Tinggi dan Gurun Yang
terdiri dari dataran tinggi :
·
Plato
Etipoa
·
Plato Du
Taimait
Dan gurun – gurun yang membentang di daratan
Afrika, seperti :
·
gurun
Sahara
·
gurun
Kalahari
·
gurun Namib
·
gurun
Libia
·
gurun
Arabia
Danau dan Sungai
Danau yang berada dalam wilayah benua Afrika
antara lain adalah :
§ Danau Nyasa
§ Danau Tanganyika
§ Danau Victoria
§ Danau Chad
§ Danau Nasser
Sedangkan sungai yang membelah daratan benua
Afrika antara lain adalah :
·
sungai
Nil
·
sungai
Kongo
·
sungai
Niger
·
sungai
Zambezi
·
sungai
Orange
3.
Flora dan Fauna
Flora di
Afrika berupa hutan yang selalu hijau, terdapat di Kongo, Guinea, Etiopia, dan
Madagaskar. Fauna yng khas banyak terdapat dihutan-hutan Afrika diantaranya
Jerapa, Gajah, Badak, Kuda, Singa, Antelop dan Zebra.
ü Demografis
a.
Negroid
Mayoritas penduduk bertempat tinggal di selatan Sahara dengan
ciri-ciri rambut keriting, hidung pesek , bibir tebal. Orang Negro dari segi
bahasa dibedakan menjadi Negro Sudan dan Negro Bantu.
b.
Bushmanoid
Kulit agak cenderung kekuning-kuningan. Mereka ada di Afrika
Timur dan Afrika Selatan karena terdesak oleh orang-orang Negro dan lainnya.
Mereka tinggal di Kalahari dan pedalaman Afrika Timur.
c.
Pygmoid
Seperti Negro tetapi bentuk tubuhnya kerdil. Pada zaman
prasejarah banyak ada di Afrika Timur dan Selatan tetapi terus terdesak dan
menetap di Hutan Congo.
d.
Mongoloid
a) Ciri-cirinya mirip dengan
orang-orang Asia, mereka semula menetap di Pantai Afrika Timur, tetapi terdesak
dan tinggal di Pulau Madagaskar.
b) Iklim
Benua Afrika dapat dibedakan menjadi empat wilayah iklim,
yaitu sebagai berikut:
1. Wilayah iklim ekuotorial terletak
antara 10 LU – 10 LS
2. Wilayah iklim tropis terdapat disebelah
utara dan selatan wilayah ikil ekuatorial
3. Wilayah iklim gurun terletak disekitar
kawasan garis balik utara ( 23,5 LU) dan garis balik selatan ( 23,5 LS)
4. Wilayah iklim mediteran terdapat
dipantai tenggara Afrika dan sekitar laut Mediterania
c) Kolonialisme
Kolonialisme adalah suatu sistem dimana suatu negara menguasai rakyat dan
sumber daya negara lain tetapi masih tetap berhubungan dengan negeri asal.
Peta
Koloni
Berikut adalah wilayah kekuasaan bangsa
Barat di Afrika pada tahun 1914:
1. Belgia :
·
Congo,
·
Rwanda-Burundi
2. Prancis :
·
Aljazair,
·
Cameroon,
·
Somali,
·
Afrika Barat,
·
Madagaskar,
·
Maroko,
·
Togo dan
·
Tunisia.
3. Inggris :
·
Tanah Basuto,
·
tanah Bechuana,
·
Cameroon,
·
Somali,
·
Mesir,
·
Gambia,
·
Pantai Mas,
·
Kenya,
·
Nigeria,
·
Rhodesia Utara
·
dan Selatan,
·
Tanah Nyasa,
·
Tanah Swazi,
·
Sudan,
·
Uganda,
·
Zanzibar,
·
Afrika Selatan dan
·
Baratdaya.
4. Italia :
·
Libia,
·
Eritrea dan
·
Somali.
5. Portugal :
·
Angola,
·
Mozambique,
·
Guinea dan
·
Afrika Selatan.
6. Spanyol :
·
Ifni,
·
Rio de Oro,
·
Guinea dan
·
Maroko.
a)
Negara Awal sampai dengan Negara Akhir
·
Guinea-Bissau
·
Sierra Leone
·
Gana
·
Benin
·
Eq. Guinea
·
Rep. Op the Congo
·
Uganda
·
Rwanda
·
Burundi
·
Malawi
·
Swaziland
·
Lesotho
2. Peran Aktor
Dalam Demokratisasi
a)
Resensi buku
Peran aktor dalam demokratisasi lokal berpengaruh
signifikan terhadap dinamika politik dan penguatan politik lokal.
Pertanyaannya, bagaiman pengaruhnya dalam kaitannya dengan realisasi
desentralisasi dan otonom daerah? Kajian buku ini berusaha untuk memahami
secara serius permasalhan demokrasi yang sarat dengan tarik menarik kepentingan
antara yang mendorong dan yang menghambat demokrasi di daerah. Buku ini
dimaksudkan untuk memahami kembali permasalahan yang sedang dihadapi bangsa
berkaitan dengan demokrasi melalui pemahaman yang jernih tentang aktivits
aktor-aktor (baik yang berasal dari partai politik/dewan perwakilan rakyat
daerah : DPRD, dunia usaha, maupun birokrasi, lemabaga swadaya masyarakat
(LSM), pers dan tokoh-tokoh lokal) dalam pilkada dan proses pembuatan anggaran
pendapatan dan belanja daerah (APBD). Apakah demokratisasi yang sedang
berlangsung di daerah di dukung oleh para aktor ?
Dari kajian di empat daerah penelitian (Jawa Timur,
Sumatera Barat, Sulawesi Selatan dan Bali) menunjukkan bahwa peran aktor-aktor
di keempat daerah ini cendrung kurang mendukung demokrasi lokal, baik melalui
pemilihan kepala daerah langsung (pilkada) langsung, maupun proses pembuatan
APBD. Hal ini antara lain ditunjukkan melalui maraknya pragmatisme dan
transaksi politik yang dilakukan para aktor. Hal tersebut menyebabkan makna
pilkada langsung sebagai proses pembelajaran politik tidak tampak. Pilkada
sebagai proses deepening democracy juga kurang dirasakan. Tingginya partisipasi
masyarakat lokal ternyata tidak berkorelasi positif terhadah pembuatan
kebijakan publik. Proses pembuatan APBD, masih menjadi domain eksekutif dan DPRD, dan tidak mencerminkan
aspirasi, kepentingan dan keinginan masyarakat lokal. Studi peran aktor dalam
demokratisasi lokal menunjukan bahwa para aktor dari berbagai dari latar
belakang tersebut belum merepresentasikan keinginan dan aspirasi rakyat
sehingga yang mereka lakukan lebih menampakkan pragmatismenya dari pada
demokratisasi.
Oleh karena itu, demokrasi lokal saaat ini sedang
mengahadapi tantangan besar dalam proses institusionalisasi demokrasi yang
cenderung tidak mudah. Tantangan besar tersebut acap kali memunculkan penilaian
bahwa para pendukung demokrasi di darerah, pada khususnya dan Indonesia, pada
umunya kurang bersungguh-sungguh dalam mendorong demokrasi yang bersifat
substansial. Meskipun jumlah civil society organization (CSO) dikeempat daerah
tersebut relatif sangat banyak, kualitas dukungan mereka terhadap realisasi
nilai-nilai demokrasi didaerah-daerah belum maksimal. Demikian juga dengan pers
atau media massa juga cenderung pragmatis. Ini menunjukan bahwa pragmatisme
tidak hanya melanda partai politik/DPRD dan birokrasi, tapi juga telah
menjangkiti hampir semua aktor dan masyarakat yang terlibat dalam pilkada dan
pembuatan APBD.
b). b) Laporan
tentang narasumber dan isi dalam acara Nasionalisme dan Konflik Etnis di
Indonesia
Pembicara :
Dr.Anhar Gonggong
Dr.William Chang
Tema : Nasionalisme
dan Konflik Etnis di Indonesia
Biodata Pembicara
Nama :
Dr.Anhar Gonggong
Lahir :
Sulawesi Selatan
Suku :
Bugis
Agama :
Islam
Pendidikan :
Mahasiswa Sejarah UGM
Pekerjaan :
Seorang Guru dari lampung
Isi :
Dalam penyampaiannya Dr Anhar Gonggong menyampaikan
Pendapatnya tentang
semangat Nasionalisme yang sampai saat ini
berkurang ,sikap ini perlu
Ditanamkan pada setiap suku bangsa di Indonesia agar tidak terjadi
Konflik di Indonesia.
Dr.William Chang
Merupakan seseorang putra kalbar,seorang penulis yang
biasa diterbitkan di surat kabar.
Temanya :
Pembentukan Nasional
Nasional-2013 (MI 20 mei 2013)
c) Pendapat
saya tentang seminar Nasionalisme dan Konflik Etnis di Indonesia
Dr ansar Gonggong
dengan tema Nasionalisme dan Konflik di Indonesia sangatlah bagus karena dewasa
ini sangat kurangnya nasionalisme sehingga kerap kali banyak konflik,sifat acuh
dan acuh terhadap negara indonesia malahan ada sekelompok yang berpindah
kewanegaraan karena negara sebelah lebih bagus sistem pemerintahannya .menurut
saya dengan sifat ini juga membuat Indonesia makin jauh berkembangnya .selain
isu-isu tentang korupsi suatu oknum pemerintahan sampai ke konflik etnis yang
membuat suatu daerah menjadi kacau dan banyak korban jiwa tidak kah kita harus
bersatu untuk menciptakan negara Indonesia yang lebih maju lagi seperti negara
Jepang.Konflik yang sering terjadi di Indonesia mencermin kan kita saling
bermusuhan sesama daerah atau sesama warga negara Indonesia yang membuat kita
diketawakan oleh negara tetangga terutama negara malaysia yang turun temurun
sudah menjadi musuh ketat kita .Mereka beranggapan jika perang dengan mereka
dengan cepat seperti abu .Saya begitu sangat bangga sekali dengan datangnya
Dr.Anshar Gonggong menyadarkan kita pentingnya jiwa nasionalime untuk jiwa yang
muda dan menumbuhkan sejak saat ini .Walaupun Dr.Ansar Gonggong sangat lah tua
tetapi jiwanya jiwa anak muda yang selalu menekan adanya jiwa nasionalisme
dalam diri kita masing-masing agar tidak terjadi perpecahan begitu juga dengan
Dr William Chang yang menjelaskan tentang pembenturan nasional sehingga
sekarang Indonesia sangat terbelakang hukum bisa dibeli,orang-orang korupsi
bergerak bebas dan juga mempunyai fasilitas lengkap. Dengan di datangkannya
senior yang hebat yaitu Dr.Ansar Gonggong dan Dr William Chang maka
mudah-mudahan generasi muda dapat memperbaiki Sikap nasionalisme dan tantanan
pemerintahan Indonesia.
DEMOKRASI
LOKAL
PERUBAHAN
DAN KESINAMBUNGAN NILAI-NILAI BUDAYA POLITIK LOKAL
di
Jawa Timur, Sumatra Barat, Sulawesi Selatan, dan Bali
Karya R. Siti Zuhro | Eko Prasojo | Tommi Legowo |
Wenny Pahlemy
Resensi
ditulis SUTRI SANTOSA (221000110)
Buku ini berusaha menjelaskan karakter demokrasi lokal melalui tiga
faktor dari banyaknya faktor yang berpengaruh dalam perkembangan demokrasi.
Tiga faktor itu adalah nilai politik lokal, peran aktor, dan fungsi
kelembagaan. Melalui proses penelitian yang cukup panjang, sekitar tiga tahun
buku ini menjadi penanda empat model demokrasi lokal yang masing-masing
mencerminkan karakter demokrasi atau demokrasi di keempat daerah tersebut.
Studi yang di lakukan oleh tim peneliti the habibie
center ini dapat membantu menjelaskan membantu menjelaskan sejauh mana
nilai-nilai budaya feodal telah berhasil di singkirkan dan digantikan oleh
nilai-nilai budaya demokrasi.
Study ini juga di harapkan bisa menunjukkan apa saja
kendala yang di hadapi dalam proses transisi dari budaya feodal ke budaya
demokrasi.
Studi ini menarik untuk dibaca karena ia menjanjikan
beberapa temuan penting tentang budaya politik local yang ada sekarang ini.
Kajian ini tidak saja penting dan relevan bagi akademis dan penelitian, tetapi
juga penting bagi masyarakat yang berminat mengetahui dan mempelajari
perkembangan demikrasi Indonesia.
Buku ini pada dasarnya hendak memeriksa hubungan
timbal balik antar “budaya demokrasi serta demokratisasi budaya” Menurut
keragaman kelompok budaya-politik.yang ingin dilihat bukan hanya bagaimana
corak budaya lokal mempengaruhi proses demokratisasi yang di gulirkan, termasuk
di dalamnya kebijakan otonomisasi, mempengaruhi budaya politik local.
Dengan demikian, perkembangan budaya politik bisa
dilihat sebagai proses dialektika antar kesinambungan dan perubahan. Juga bisa
di identifikasi unsur-unsur budaya mana yang kompatibel dengan nilai-nilai ini
demokrasi, serta kebijakan politik macam apa pula yang bisa membawa perubahan
yang signifikan bagi perkembangan budaya masyarakat.
Catatan : Tugas Ujian Akhir Semester penulis
Catatan : Tugas Ujian Akhir Semester penulis