Model Pembuat Keputusan Individu terbagi :
The Satisficing Model
Masalah
kompleks disederhanakan (hanya mengambil inti masalahnya saja / bounded
rationality) sampai pada tingkat dimana pengambil keputusan siap
menyelesaikannya.
Logis dan rasional dalam batas yang sempit dikarenakan
:
·
Informasi
tak sempurna
·
Kendala
waktu, biaya.
·
Keterbatasan
pemahaman
Langkah-langkah model pengambilan keputusan :
1. Penetapan
tujuan pengambilan keputusan berkaitan dengan adanya masalah tertentu
2. Menyederhanakan
masalah
3. Penetapan
standar minimum dari serangkaian kriteria keputusan
4. Mengidentifikasi
serangkaian alternatif yang dibatasi
5. Menganalisis
dan membandingkan setiap alternatif
6. Apakah
alternatif yang memenuhi syarat keputusan itu ada?
7. Jika ya, pilih salah satu alternatif yang dianggap terbaik
8. Jika tidak,
dilakukan pencarian alternatif seperti
pada langkah 5
The
Optimizing Decision Making Model
Menyusun alternatif dengan memperhitungkan untung rugi
untuk setiap alternatif dengan mempertimbangkan/memperhitungkan/memperkirakan
kemungkinan timbulnya macam-macam kejadian yang akan datang yang merupakan
dampak dari kejadian terhadap alternatif yang dirumuskan.
Akan didapat keputusan optimal, karena setidaknya
telah memperhitungkan semua fakta yang berkaitan dengan keputusan tersebut
(memaksimalkan hasil keputusan).
Langkah-langkahnya :
1. Tetapkan kebutuhan
2. Identifikasi kriteria keputusan
3. Alokasikan bobot nilai pada kriteria
4. Kembangkan aternatif
5. Evaluasi alternatif tersebut
6. Pilih alternatif terbaik
Asumsi :
·
Berorientasi
tujuan
·
Pengambil
keputusan mengenal semua kriteria yang relevan
·
Secara
rasional semua kriteria dan alternatif sesuai tujuan
·
Pengambil
keputusan memilih peringkat tertinggi dan manfaat maksimum
The
Implicit Favorite Model
Dirancang dalam kaitan dengan keputusan yang kompleks
dan tidak rutin. Sama halnya dengan model satisficinng, pada model ini
menyangkut proses penyederhanaan masalah yang kompleks oleh individu pembuat
keputusan. Bedanya dengan satisficing model, implicity faforite model tidak memasuki tahap pengambilan keputusan
melalui pengevaluasian alternatif yang cukup sulit karena perlu rasional dan
objektif. Pada awal proses keputusan, sipengambil keputusan sudah cenderung
memilih alternatif yang dirasakan paling baik.
Biasanya untuk keputusan yang kompleks dan tidak
rutin. Mirip satisficing model, tetapi tidak memasuki tahap pengambilan
keputusan melalui evaluasi alternatif dan pengambil keputusan sudah memiliki
preferency (kecenderungan) dari awal.
Langkah-langaknya :
1.
Penetapan
tujuan.
2.
Identifikasi
alternatif dan langsung menetapkan pilihan satu alternatif berdasar
preferensinya.
3.
Identifikasi
alternatif lain, kemudian pilih satu alternatif lain sebagai pembanding.
4.
Memilih
alternatif yang menjadi idaman pengambil keputusan.
d.
The Intuitive Model
Model ini didefinisikan sebagai suatu proses bawah
sadar/tidak sadar yang timbul atau tercipta akibat pengalaman yang terseleksi.
Model ini tidak berarti sama sekali dilaksanankan tanpa analisis rasional.
Irasional dan rasional saling melengkapi dalam proses keputusan. Teradapat dua
pendekatan dalam menggunakan model ini, yaitu :
1.
Front End Approch
Pengambil
keputusan mencoba untuk menghindari menganalisis masalah secara sistematis. Di
sini intuisi diberi kekuasaan penuh untuk mengembangkan suatu gagasan yang
mencoba untuk memunculkan kemungkinan-kemungkinan yang luar biasa. Jadi
keputusan tidak dibangun dari data yang lalu.
2.
A Back End Approch
Pengambilan keputusan
menggunakan intuisi dengan bersandar pada analisis, rasional, untuk
mengidentifikasi dan mengalikasi bobot nilai kriteria. Seperti halnya untuk
mengambang dan mengevaluasi berbagai alternatif. Pada saat tahap ini sudah
dilaksanakan, si pengambil keputusan beristirahat satu atau dua hari dari
kegiatan keputusan ini, sebelum menentukan pilihan keputusan akhir (final)
DAFTAR PUSTAKA
http://cararapruk.blogspot.com/2011_04_24_archive.html
http://oeyyulia.blogspot.com/2011/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html