BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Sultan Fateh Ali Tipu atau Tipu Sultan dikenal sebagai Harimau dari
Mysore. Dia adalah penguasa dari Kesultanan Mysore di India dari tahun 1782 sampai
mangkatnya pada tahun 1799. Dia merupakan putra pertama dari Haidar Ali dengan
istri keduanya, Fatima atau Fakhr-un-nissa.
Tipu Sultan selain sebagai seorang penguasa, juga seorang ilmuwan,
prajurit serta pujangga. Walaupun dia beragama Islam, dia terkenal sangat
toleran terhadap rakyatnya yang sebagian besar memeluk agama Hindu. Dia juga
memenuhi permintaan Perancis untuk membangun sebuah gereja pertama di Mysore.
Selama pemerintahannya, Tipu pernah membangun bendungan Krishna Raja Sagara
menyeberangi sungai Cauvery. Dia juga menyelesaikan proyek Lal Bagh yang
dimulai oleh ayahnya Hyder Ali.
Dia membangun banyak jalan, gedung-gedung publik, serta pelabuhan di
sepanjang garis pantai Kerala. Perdagangannya diperluas ke negara-negara
lainnya termasuk Sri Lanka, Afghanistan, Prancis, Turki, dan Iran. Di bawah
kepemimpinannya, Kompi militer pasukan Mysore terbukti menjadi sebuah sekolah
ilmu militer bagi para pangeran India. Pukulan serius yang dilakukan pasukan
Tipu terhadap Inggris di dalam Perang Mysore Pertama dan Kedua Perang
meningkatkan reputasi mereka sebagai kekuatan tak terkalahkan.
BAB II
PEMBAHASAN
Haidar
Ali dari Mysore (1749-1782)
Di Mysore
ada orang terkenal. bernama Haidar Ali. Pada tahun 1749 Haidar menghambakan
diri kepada Raja Mysore. Berkat ketekunan dan kecerdasannya akhirnya ia dapat
menggeser orang kuat di istana raja, dan pada tahun 1761 berhasil menjadi
penguasa sesungguhnya dari Kerajaan Mysore. Ia mempekerjakan para opsir Perancis
dan membuat pasukannya menjadi mesin tempur yang baik. Lambat laun ia memperluas
daerah kekuasaanya, meski orang-orang Marata masih terlalu kuat baginya, dan Madhava
Rao, bersama dengan Nizam dan sepengetahuan orang Inggris mengalahkannya pada
tahun 1766. Ia berusaha keras menyadarkan sesama orang India bahwa orang
Inggris adalah sebuah ancaman dan mencari sekutu untuk mengalahkan Inggris.
Pada tahun 1769 ia menyerang Inggris. Nizam meninggalkan Haidar. Bagi Inggris
Haidar adalah musuh yang tangguh.
Haidar
Ali dan Perang Mysore II (1780-1784)
Merasa
dikhianati, Haidar Ali lalu mnyerang Inggris. Inggris mengirim pasukan kuat di
bawah Kolonel Baillie, tetapi dapat dikalahkan. Kemudian pasukan di bawah Sir Hector
Munro, juga dikalahkan. Haidar Ali kemudian dihadapi oleh Sir Eyre Coote (Wolpert,
1989, p. 193) dan dapat dikalahkan dalam pertempuran Porto Novo (1781). Tipu
Sultan (anak Haidar Ali) berhasil membalaskan kekalahan ini dengan mengalahkan
pasukan Inggris di bawah pimpinan Kolonel Braithwite. Haidar Ali mengundurkan
diri ke Arcot dan meninggal pada bulan Desember 1782. Haidar Ali dapat
dibandingkan dengan Sivaji. Ia lebih terus terang dan percaya dalam hubungan langsung
dan tidak pernah bersikap berkhianat. Karakternya kuat, meski tidak terdidik ia
mengatakan bahwa ancaman terbesar India adalah Inggris, dan berkata kepada
anaknya bahwa selama Inggris menguasai laut, mereka akan menjadi sulit untuk
dikalahkan. Ia adalah jendral yang baik dan seorang administrator yang amat
hebat. Haidar Ali digantikan oleh Tipu Sultan. Ia bersekutu dengan Perancis dan
tetap berjuang. Ketika Inggris dan Perancis berdamai (1783), Tipu melihat bahwa
Perancis tidak dalam posisi membantunya, karena itu Tipu menandatangani
perjanjian Mangalore (1784) dengan konsekuensi mengembalikan daerah daerah yang
dikuasai dan para tawanan masing-masing.
Perang
Mysore III (1790-1792)
Tipu Sultan
menjadi penguasa dominan di selatan. Orang Marata terpecah belahMdan Nizam
lemah. Tipu Sultan adalah seorang administrator yang baik, jendral yangMcemerlang,
idealis dan patriot yang baik. Inggris harus berhubungan dengan orangorang Marata
yang terpecah belah, lemah, dan memfasilitasi Nizam dan Tipu Suiltan yang sukar
dikendalikan. Nizam, Marata dan Inggris bersekutu guna melawan Tipu. Tipu
menyerbu Travancore untuk menguasai pelabuhan laut di pantai barat guna mengimport
perlengkapan perang dan pasokan lainnya. Ini dibuat karena Marata ada di barat,
Nizam di utara, dan Inggris di timur. Cornwallis lalu bergabung dengan Marata dan
Nizam melawan Tipu. Tetapi Tipu memotong garis komunikasi Medows, mengalahkannya
dalam berbagai pertempuran. Bulan Desember 1790 Cornwallis sendiri melawan
Tipu, Bangalore direbut. Tipu merebut Coimbatore. Pada tahun 1792, Cornwallis
mendesak Tipu ke Seringapatam. Setelah terpojok Tipu mau berunding dan harus
menyerahkan separoh wilayahnya, yang sebagian jatuh ke tangan Nizam, Marata memperoleh
Tungabhadra, Kumpeni memperoleh Malabar, dan Travancore harus membayar upeti
kepada Kumpeni.
Perang
Mysore IV (1798-1799)
Untuk
menghadapi Inggris Tipu Sultan perlu dukungan. Menurut Tipu Sultan yang dapat memberi
dukungan itu hanya para penguasa India di Deccan, Marata dan Nizam yang melawannya.
Ia menulis surat kepada para penguasa Muslim di Arabia, Kabul dan Istambul, juga
ke penguasa di Paris. Perancis mengirim 100 orang anggota baru dari Mauritius.
Tipu Sultan membujuk orang Marata untuk bergabung melawan orang-orang asing.
Tipu Sultan menyiapkan diri untuk perjuangan terkahir. Di bawah Lord Wellesley,
Gubernur Jendral baru (1798) pasukan Inggris berkumpul di Seringapatam, dari
Bombay dan Madras. Tipu Sultan berjuang dengan gagah berani dan meninggal
dengan pedang terhunus di tangannya. Tipu Sultan adalah orang yang berdedikasi,
cita-citanya adalah mengusir orangorang asing. Ia gagal karena tidak mendapat
dukungan dari sesama orang India. Perjuangannya yang heroik melegenda. Ia
adalah seorang jendral yang cerdik, berani tetapi agak sedikit ceroboh, sebagai
jendral ia baik dan sebagai organisator besar. Ia sangat terdidik dan
pemerintahannya dipuji bahkan di kalangan musuh-musuhnya. Ia dicintai rakyatnya
yang Hindu karena perlakuannya yang lembut, ia menghentikan poliandri di
Malabar, melarang minuman keras. Ia bercita-cita dan sadar akan perlunya sebuah
angkatan laut dan sudah merancang bentuk kapal. Sebagai penguasa ia jujur/adil
kendati dapat keras terhadap musuh-musuhnya. Ia mempercayai hukumanhukuman yang
dapat memberi contoh agar rakyat menghormati kekuatannya. Kematiannya
disayangkan (digetuni).