Bahan Belajar Mid

Macam Keputusan
·         Keputusan terstruktur (structured decision),
  • Ø  dilakukan secara berulang-ulang dan bersifat rutin
  • Ø  Prosedur untuk pengambilan keputusan sangat jelas
  • Ø  Keputusan ini terutama dilakukan pada manajemen tingkat bawah
  • Ø  Contoh:

o   Keputusan pemesanan barang
o   keputusan penagihan piutang merupakan
o   perencanaan jangka pendek
·         Keputusan  semiterstruktur (semistructured decision)
  • Ø  Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni sebagian keputusan dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh pengambil keputusan
  • Ø  Peraturan yang tidak lengkap
  • Ø  Kebutuhan untuk membuat penilaian dan pertimbangan subyektif
  • Ø  Contoh :

o   Menetapkan anggaran pemasaran
o   Pengevaluasian kredit
o   penjadwalan produksi
o   pengendalian sediaan

·         Keputusan tak terstruktur (unstructured decision)
  • Ø  keputusan yang penanganannya rumit, karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi
  • Ø  Keputusan ini menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal
  • Ø  Keputusan ini umumnya terjadi pada manajemen tingkat atas
  • Ø  Contoh:

o   Pengembangan teknologi baru
o   keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain
o   perekrutan eksekutif merupakan contoh keputusan yang tak terstruktur
o   Memilih cover majalah
o   Negosiasi
o   Lobby
o   R&D planning new technologi

Decision Making=Suatu proses atau kegiatan memilih diantara beberapa alternatif untuk mencapai tujuan tertentu.
4         tahapan dari proses/pase pembuatan keputusan yaitu :
          Intelligence—mencari situasi dimana perlu keputusan
          Design—menggali, mengembangkan, dan menganalisis tindakan-tindakan yang memungkinkan.
          Choice—memilih tindakan dari yang memungkinkan tadi.
          Implementation – menerapkan tindakan pengambilan keputusan

Ø  Intelligence èMengamati lingkungan baik secara terputus-putus maupun terus menerus. Terdiri dari subsistem yang saling terkait yaitu :
1.       Menemukan masalah
2.       Mengklasifikasikan masalah
3.       Melakukan dekomposisi masalah
4.       Kepemilikan masalah

Ø  Design
ü  Tahapan ini merupakan suatu proses untuk merepresentasikan model sistem yang akan dibangun berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.
ü  Tahapan ini berhubungan dengan usaha pembangkitan, pengembangan, dan analisis kemungkinan arah dari tindakan yang diambil.
ü  Tahapan ini berhubungan dengan aktifitas pemahaman masalah dan pengujian solusi untuk kelayakan.
ü  Pada tahapan ini suatu model dari masalah dibuat, diuji dan divalidasi.
ü  Tahapan ini menggunakan topik dari model kuantitatif yang terdiri dari :
·         Komponen model
·          Struktur model
·         Kriteria evaluasi
·         Pengembangan alternatif
·         Prediksi hasil dari setiap alternatif
·         Pengukuran hasil
·         Pembuatan skenario
Ø  Choice
ü  Tahapan ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan.
ü  Tahapan ini mengandung aktivitas pencarian, evaluasi dan rekomendasi suatu model keputusan yang sesuai dengan model.
ü  Pendekatan pencarian meliputi :
    - Analitycal techniques
    - Algorithms
    - Blind search techniques
    - Heuristic

Ø  Implementation
ü  Tahapan ini merupakan proses untuk membuat keputusan yang direkomendasikan agar dapat bekerja atau terealisasikan.
ü  Persoalan yang sering dihadapai adalah :
·         Ketidakinginan untuk berubah
·         Derajat dukungan dari manajemen puncak
·         Pemberian pelatihan pada para pemakai

Ada Beberapa Pendekatan Dalam Pembuatan Keputusan
1.Pendekatan Rasional Analitis=Dilakukan dengan mempertimbangkan semua alternatif dengan segala akibat  dari pilihan yang diambilnya, meny usun segala akibat dan memperhatikan skala pilihan yang pasti dan memilih alternatif yang memberikan hasil yang maksimum 2.Pendekatan Intuitif Emosianal=Dilakukan dengan menitik beratkan pada kebiasaan dan pengalaman, perasaan yang mendalam, pemikiran yang reflektif dan naluri dengan menggunakan proses alam bawah sadar. 3.Pendekatan Perilaku Politis=Dilakukan secara individual dengan melakukan pendekatan kolektif.
System Types
          Closed system
Ø Bebas tak terikat
Ø Jangan ambil input
Ø Jangan sampaikan keluaran ke lingkungan
Ø Bertinju hitam
          Open system
Ø Terima input
Ø Sampaikan keluaran untuk lingkungan
Models Used for DSS/ Model Terpakai untuk DSS
Iconic (sklala) =Replika fisik dari sebuah sistem dengan menggunakan suatu ukuran yg berbeda dengan aslinya. Analog=Model yang menggambarkan objek tidak seperti kenyataan aslinya (real system), tetapi memiliki kelakuan atau perilaku dari objek tersebut. Quantitative (mathematical)=*Model ini sifatnya lebih abstrak lagi dibandingkan model iconic dan analog.*Dapat digunakan untuk menjelaskan suatu objek yang berdimensi banyak dan dapat melakukan kegiatan peramalan di masa yang akan datang.
Manfaat Model dalam Sistem Penunjang Keputusan
Ø  Mempersingkat dan menghemat waktu operasi
Ø  Mempermudah melakukan manipulasi variabel keputusan dan lingkungan yang semakin beragam
Ø  Biaya analisis pemodelan lebih murah dibandingkan dengan sistem nyata
Ø  Mambantu menager dalam menghadapi ketidakpastian informasi
Ø  Model dapat mendorong dan meningkatkan sistem belajar dan pelatihan.
Pengambilan keputusan
1.    Type kepribadian
Tipe kepribadian akan mempengaruhi :
Ò  Orintasi umum ke arah pencapaian tujuan, pemilihan alternatif, tindakan terhadap resiko, dan reaksi dibawah tekan.
Ò  Kemampuan para pengambil keputusan untuk memproses  informasi yang besar, tekanan waktu dan ketahanan diri.
Ò  Aturan dan komunikasi dari seorang pengambil keputusan
Ò  Tipe temperamen TRUE COLORS :
Merah
hijau
Kuning
biru

Ò  Tipe Merah : suka komunikasi secara langsung namun tetap fokus pada pekerjaan yang dilakukan, sukarela menjadi pemimpin,
Ò  Tipe Kuning : paling nyaman dengan komunikasi tidak langsung dan suka berhadapan dengan hal-hal  detail.
Ò  Tipe Hijau : suka komunikasi secara langsung, dan bekerja dengan orang-orang (team/kelompok), membuat orang semangat atas apa yang mereka lakukan.
Ò  Tipe Biru : menyukai komunikasi tak langsung dan inovatif, introspektif dan kreatif tetapi mudah dikacaukan, peneliti ulung tetapi memerlukan orang-orang yang dekat untuk menjaga fokus mereka,
Ò   

2.    Gender
Ò  Berdasarkan pengujian empiris psikologis menunjukan bahwa sedikit perbedan antara  gender dalam pengambilan keputusan yaitu faktor-faktor :
1.       Keberanian
2.       Kualitas
3.       Kemampuan
4.       Sikap berani mengambil resiko
5.       Pola komunikasi

3.    Kognisi manusia
TEORI KOGNISI
  • Ò  Kognisi adalah sekumpulan aktivitas yang melaluinya seseorang memecahkan perbedaan antara pandangan yang ia pegang  menyangkut lingkungan dan apa yang benar-benar ada di dalam lingkungan. Atau
  • Ò  Kognisi adalah kemampuan untuk merasa dan memahami informasi.
  • Ò  Gaya kognitif (gaya manajemen) adalah proses subjektif yang melaluinya orang-orang merasa, mengorganisasi dan mengubah informasi selama proses pengambilan keputusan.
  • Ò  Gaya kognisi menentukan pilihan seseoorang untuk antarmuka manusia dengan mesin.
  • Ò  Gaya kognitif akan mempengaruhi pilihan akan kualitatif versus analisis kuantitatif dan juga alat bantu pengambilan keputusan.


4.    Gaya keputusan
     Gaya keputusan adalah cara dimana pengambil keputusan berpikir dan bereaksi terhadap masalah-masalah, seperti :
  •  cara merasakan
  • Respons kognitif
  • Bagaimana nilai dan keyakinan bervariasi dari individu satu dengan individu lain dari satu situasi dengan situasi lainnya.  


Model Pembuat Keputusan Individu terbagi :

1.       The Satisficing Model
 Masalah kompleks disederhanakan (hanya mengambil inti masalahnya saja / bounded rationality) sampai pada tingkat dimana pengambil keputusan siap menyelesaikannya.
Logis dan rasional dalam batas yang sempit dikarenakan :
·         Informasi tak sempurna
·         Kendala waktu, biaya.
·         Keterbatasan pemahaman

Langkah-langkah model pengambilan keputusan :
1.       Penetapan tujuan pengambilan keputusan berkaitan dengan adanya masalah tertentu
2.       Menyederhanakan masalah
3.       Penetapan standar minimum dari serangkaian kriteria keputusan
4.       Mengidentifikasi serangkaian alternatif yang dibatasi
5.       Menganalisis dan membandingkan setiap alternatif
6.       Apakah alternatif yang memenuhi syarat keputusan itu ada?
7.       Jika ya, pilih salah satu alternatif yang dianggap terbaik
8.       Jika tidak, dilakukan pencarian alternatif  seperti pada langkah 5


2.       The Optimizing Decision Making Model
Menyusun alternatif dengan memperhitungkan untung rugi untuk setiap alternatif dengan mempertimbangkan/memperhitungkan/memperkirakan kemungkinan timbulnya macam-macam kejadian yang akan datang yang merupakan dampak dari kejadian terhadap alternatif yang dirumuskan.
Akan didapat keputusan optimal, karena setidaknya telah memperhitungkan semua fakta yang berkaitan dengan keputusan tersebut (memaksimalkan hasil keputusan).

Langkah-langkahnya :
1.       Tetapkan kebutuhan
2.       Identifikasi kriteria keputusan
3.       Alokasikan bobot nilai pada kriteria
4.       Kembangkan aternatif
5.       Evaluasi alternatif tersebut
6.       Pilih alternatif terbaik

Asumsi :
·         Berorientasi tujuan
·         Pengambil keputusan mengenal semua kriteria yang relevan
·         Secara rasional semua kriteria dan alternatif sesuai tujuan
·         Pengambil keputusan memilih peringkat tertinggi dan manfaat maksimum

3.       The Implicit Favorite Model
Dirancang dalam kaitan dengan keputusan yang kompleks dan tidak rutin. Sama halnya dengan model satisficinng, pada model ini menyangkut proses penyederhanaan masalah yang kompleks oleh individu pembuat keputusan. Bedanya dengan satisficing model, implicity faforite model  tidak memasuki tahap pengambilan keputusan melalui pengevaluasian alternatif yang cukup sulit karena perlu rasional dan objektif. Pada awal proses keputusan, sipengambil keputusan sudah cenderung memilih alternatif yang dirasakan paling baik.
Biasanya untuk keputusan yang kompleks dan tidak rutin. Mirip satisficing model, tetapi tidak memasuki tahap pengambilan keputusan melalui evaluasi alternatif dan pengambil keputusan sudah memiliki preferency (kecenderungan) dari awal.
Langkah-langaknya :
1.       Penetapan tujuan.
2.       Identifikasi alternatif dan langsung menetapkan pilihan satu alternatif berdasar preferensinya.
3.       Identifikasi alternatif lain, kemudian pilih satu alternatif lain sebagai pembanding.
4.       Memilih alternatif yang menjadi idaman pengambil keputusan.

4.       The Intuitive Model
Model ini didefinisikan sebagai suatu proses bawah sadar/tidak sadar yang timbul atau tercipta akibat pengalaman yang terseleksi. Model ini tidak berarti sama sekali dilaksanankan tanpa analisis rasional. Irasional dan rasional saling melengkapi dalam proses keputusan. Teradapat dua pendekatan dalam menggunakan model ini, yaitu :
Front End Approch=Pengambil keputusan mencoba untuk menghindari menganalisis masalah secara sistematis. Di sini intuisi diberi kekuasaan penuh untuk mengembangkan suatu gagasan yang mencoba untuk memunculkan kemungkinan-kemungkinan yang luar biasa. Jadi keputusan tidak dibangun dari data yang lalu. A Back End Approch =Pengambilan keputusan menggunakan intuisi dengan bersandar pada analisis, rasional, untuk mengidentifikasi dan mengalikasi bobot nilai kriteria. Seperti halnya untuk mengambang dan mengevaluasi berbagai alternatif. Pada saat tahap ini sudah dilaksanakan, si pengambil keputusan beristirahat satu atau dua hari dari kegiatan keputusan ini, sebelum menentukan pilihan keputusan akhir (final)

Pengambilan Keputusan Kelompok
1.    Pareto Optimality= Memilih satu alternatif yang tidak didominasi oleh alternatif lainnya. Kekurangannya adalah adanya peringkat alternatif-alternatif yang lengkap yang belum diidentifikasi sehingga setiap individu memperoleh keuntungan dengan beralih dari alternatif non-pareto ke alternatif pareto, karena pilihan kelompok dimulai jikaperangkat pareto telah diidentifikasi.
2.    The Nash Bargaining Solution= Nash merumuskan masalah tawar menawar sampai kepada solusinya. Hasilnya para pelaku harus meningkatkan produk yang bermanfaat bagi mereka masing-masing (product individual utilities) . Peranan nash adalah menghitung sejauh mana keuntungan relatif dari suatu tawar menawar dengan nilai pasar yang akan berlaku. Pendekatan nash didasarkan pada pengertian bersaing dari pembuat keputusan kelompok dan terhadap masalah tawar menawar. Dam pak ancaman dari masing-masing pelaku ikut dipertimbangkan. Masing-masing individu mencari kebaikan untuk kepentingan diri sendiri dan atau kelompoknya.
3.    Additive Utility = Pengambilan keputusan ini didasarkan  pada langkah lebih baik mencapai kebaikan bersama daripada untuk kebaikan individu yang tidak adil.                                          Asumsi peraturan keputusan kelompok adalah:
·         Preferensi sosial memenuhi ketetapan untuk memaksimalkan utilitas yang diharapkan
·         Preferensi individual memenuhi ketetapan untuk memaksimalkan utilitas yang diharapkan
·         Bila dua buah prosfek P dan Q sama baiknya dari sudut pandang setiap individu, hal ini sama baiknya dari sudut pandang sosial.





Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Manajerial
·      Jumlah alternatif yang tersedia jauh lebih banyak daripada sebelumnya karena sistem teknologi dan komunikasi telah meningkat.
·      Biaya akibat kesalahan dapat menjadi besar karena kompleksitas dan besarnya operasi, automasi, dan rantai reaksi yang dapat terjadi di banyak bagian organisasi.
·      Ada perubahan terus-menerus di dalam lingkungan yang berfluktuasi dan semakin tidak jelas di beberapa elemen yang berpengaruh
·      Pasar international, stabilitas politik, konsumerisme dan intervensi pemerintah
TUJUAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
Ø Membantu manager dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur.
Ø Memberikan dukungan bagi pertimbangan manager dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manager.
Ø Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manager lebih daripada perbaikan efisiennya.
Ø Kecepatan komputasi
Ø Peningkatan produktifitas
Ø Dukungan kualitas
Ø Berdaya saing: manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan
Ø Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan
Kecerdasan bisnis
Ø Perusahaan memerlukan kecerdasan bisnis untuk mengembangkan proses bisnis, memonitor waktu, biaya kualitas dan pengendalian
Ø kecerdasan bisnis merupakan proses pengubahan data menjadi informasi. Dari kumpulan informasi yang ada akan diambil polanya menjadi pengetahuan.
Ø Tujuan dari kecerdasan bisnis adalah untuk mengubah data yang sangat banyak menjadi memiliki nilai bisnis melalui laporan analistik
DATA= Representasi dari fakta mengenai suatu obyek atau kejadian . Contoh Data:
o   Fakta mengenai biodata mahasiswa
o   Fakta mengenai nilai yang diperoleh mahasiswa
o   Fakta mangenai transaksi penjualan
Ø  Data dinyatakan dengan nilai (angka, deretan karakter, atau symbol).
INFORMASI
Ø data yang sudah diproses dan diinterpretasikan menjadi sesuatu yang bermakna.
Ø merupakan himpunan dari data yang memiliki relevansi dengan satu atau beberapa orang pada suatu waktu
Knowledge=Knowledge merupakan campuran dari pengalaman, nilai, informasi kontekstual, pandangan pakar dan intuisi mendasar yang memberikan yang memberikan suatu lingkungan dan kerangka mengevaluasi dan menyatukan pengalaman baru dengan informasi


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »