Perencanaan Sistem Integrasi Proses Bisnis Bab 2

Judul Skripsi

Perencanaan Sistem Integrasi Proses Bisnis Pada Puskesmas Sungai Duri Bengkayang


BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1.        Tinjauan Pustaka
Zeplin Jiwa Husada Tarigan (2005:1-7) telah melakukan penelitian dengan judul “Perancangan Penjualan dan Perencanaan Produksi yang Terintegrasi dengan Menerapkan Teknologi Enterprise Resources Planning (Studi Kasus Pada Perusahaan Furniture, Consumer Good dan Elektronik)”. Dalam penelitian ini, akan mengulas tentang bagaimana cara mengintegrasikan kedua bagian secara konsep dan sistem agar menjadi jelas antara aktivitas, dan transfer data dengan benar. Kemudian bagaimana cara untuk mengimplementasikan ERP sehingga sesuai dengan keadaan riil perusahaan dengan faktor-faktor yang ada. Metode yang digunakan adalah Pendekatan Integrasi Antara Sales dan Operations Planning (Hamilton, S., 2002). Setiap perusahaan mempunyai salah satu dari Tipe-tipe Pendekatan Integrasi Antara Sales dan Operations Planning untuk menerapkan integrasi antara sales dan production planning. Berdasarkan studi kasus pada perusahaan furniture, consumer good dan elektronik yang telah mengimplementasikan ERP, kesulitan yang ditemui adalah dalam mengintegrasikan sistem penjualan dan perencanaan produksi, serta waktu implementasi yang relatif lama. Diharapkan dengan mengimplementasikan enterprise resources planning (ERP) pada perusahaan manufaktur akan memberikan efisiensi dan keuntungan.
Ririn Ikana Desanti, Suryasari, Grecia Puspita Gunawan (2010:1-10) telah melakukan penelitian dengan judul “Analisa Proses Bisnis Sistem Penggajian dan Pinjaman Pegawai Studi Kasus Perusahaan Industri Kertas PT Unipa Daya”. Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan cara melakukan analisa terhadap proses bisnis dari sistem yang lama dan memberikan  usulan rancangan sistem yang baru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Unified Process. Unified Process adalah metodologi khusus yang menggambarkan kapan  dan bagaimana menggunakan berbagai macam teknik UML untuk melakukan object-oriented analysis and design (Dennis, 2010). Unified process merupakan proses pengembangan sistem dua dimensional yang digambarkan oleh fase-fase (phases) dan  workflows. Dari analisa yang telah dilakukan terhadap proses bisnis yang lama, maka dikumpulkan beberapa requirement  penting yang dibutuhkan untuk merancang proses bisnis sistem yang baru. Rancangan proses bisnis untuk sistem yang baru akan dimodelkan dengan beberapa diagram UML (unified modeling language) seperti activity diagram dan  use case diagram. Hasil analisa dari sistem yang lama adalah sebuah daftar kebutuhan sistema atau pengguna (requirementslist) yang digunakan untuk memodelkan rancangan sistem baru. Nantinya dengan adanya sistem yang baru, perusahaan akan mampu mengatur proses penggajian dan pinjaman pegawai dengan lebih baik karena kesalahan-kesalahan yang terjadi pada sistem lama dapat diminimalisasi.
Putu Wuri Handayani, Stephane Bressan, Doan Khanh Han, dan Omar Boucelma (2009:1-8) telah melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Sistem Pengelolaan Proses Bisnis Mengacu Pada Mit Process Handbook”. Penelitian ini akan membahas tentang sistem  pengelolaan proses bisnis  ini  dapat  digunakan  untuk  mengelola, mendistribusikan,  dan  melakukan  query  terhadap proses bisnis  tertentu. Penelitian  ini  menjelaskan mengenai  rancangan  dan  arsitektur  sistem  pengelolaan proses bisnis  dengan  kumpulan proses bisnis yang dapat digunakan  untuk  mengajar  mata  kuliah  Business Process Management  di program studi Sistem Informasi. MIT Process Handbook  menawarkan  metode  penyimpanan  dan  pencarian proses bisnis  suatu organisasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah XPDL merupakan standar bahasa yang berbasiskan Petri-Nets. Standar bahasa ini digunakan untuk bertukar definisi proses bisnis antar produk  workflow  yang menggunakan XML. XPDL pada penelitian ini dikarenakan merupakan standar bahasa yang tepat digunakan untuk memodelkan proses bisnis yang tidak mengandung interaksi layanan antar aplikasi. Penelitian  ini  bertujuan  untuk mengembangkan  sistem  pengelolaan proses bisnis yang  dapat  digunakan  untuk  menyimpan  dan mengambil proses bisnis  dalam format XML. Hasil dari penelitian ini berupa prototipe sistem pengelolaan proses bisnis berbasis XML dan mengacu pada  MIT  Process Handbook. Diharapkan dengan adanya sistem ini dapat membantu pengguna dalam menyimpan, menyebarluaskan, melakukan  query, dan mengeksekusi proses bisnis.
2.2.        Landasan Teori
2.2.1   Proses Bisnis
Menurut Monk & Wagner (2009), proses bisnis adalah sekumpulan dari  aktivitas  yang memerlukan masukan dan akan menghasilkan  hasil seperti laporan atau perkiraan, yang akan bernilai bagi pelanggan. Laporan atau perkiraan dapat digunakan oleh perusahaan untuk merencanakan apa tindakan yang harus dilakukan selanjutnya.
Loudon dan Loudon (2008:373), Proses bisnis adalah cara khusus yang dilakukan organisasi dalam mengkoordinasikan kegiatan kerja, informasi dan pengetahuan dalam  memproduksi produk atau jasa. Enterprise resource planning (ERP) mendukung berjalanya proses bisnis yang efisien, bisnis harus selalu mempertimbangkan pandangan pelanggan dari transaksi perusahaan. Interaksi kepada pelanggan yang sukses adalah dimana pelanggan tidak  diperlukan dalam setiap fungsi bisnis dalam proses. Manajer bisnis yang sukses melihat operasi bisnis dari sudut pandang pelanggan yang puas. Bisnis memerlukan masukan (sumber daya) dalam bentuk bahan, manusia dan peralatan, dan mengubah masukan menjadi barang jadi dan jasa untuk pelanggan. Mengatur masukan dan proses bisnis secara efektif  memerlukan akurat dan informasi terbaru. Loudon dan Loudon (2008:68), proses bisnis mengacu pada  cara bagaimana pekerjaan organisasi, di koordinasi, dan dipusatkan untuk menghasilkan produk atau jasa yang bernilai. Proses bisnis merupakan arus kerja konkret dari aktivitas kumpulan pengetahuan, material, dan informasi. Proses bisnis juga mengacu pada cara unik organisasi dalam mengkoordinasikan pekerjaan, informasi, dan tata cara dimana manajemen memilih untuk mengkoordinasikan pekerjaan, informasi, dan tata cara dimana  manajemen memilih untuk mengkoordinasikan pekerjaan. Proses bisnis perusahaan dapat menjadi sumberkekuatan kompetitif jika proses tersebut memungkinkan perusahaan untuk berinovasi secara lebih baik atau untuk melaksanakan aktivitas secara lebih baik atau untuk melaksanakan aktivitas secara lebih baik dari pesaingnya. Proses bisnis dapat juga berarti suatu kewajiban jika didasarkan pada cara kerja yang sudah ketinggalan zaman yang menghalangi kemampuan reaktif dan efisiensi organisasi.
Pressman (2002, 890-891), “Proses bisnis adalah serangkaian tugas yang dihubungkan secara logis yang dilakukan untuk mencapai hasil akhir bisnis yang telah ditentukan”. Dalam proses bisnis, manusia, perlengkapan, sumber daya material, dan prosedur bisnis digabungkan untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Contoh proses bisnis meliputi perencanaan produk baru, pembelian jasa dan suplai, merekrut tenaga kerja baru, pembayaran pemasok yang masing-masing memerlukan serangkaian tugas dan masing-masing memiliki sumber daya yang berbeda didalam bisnis. Setiap proses bisnis memiliki pelanggan terbatas, individu atau kelompok yang menerima hasil akhir contohnya suatu gagasan, laporan, desain, produk. Proses bisnis juga melampaui batasan organisasi. Proses bisnis mengharuskan kelompok organisasi yang berbeda beradaptasi didalam tugas-tugas yang dihubungkan secara logis yang menentukan proses.
Menurut Zuhdia (2010), proses bisnis merupakan prosedur kerja perusahaan menangani permintaan bisnis, misalnya permintaan pinjamann di bank, atau order masuk di sebuah perusahaan pelayanan. Proses bisnis bukanlah hal yang konkret, itu adalah cara orang berinteraksi dan sistem untuk menangani permintaan bisnis. Proses bisnis terdiri atas serangkaian kegiatan, yang terlibat di dalam atau di luar sebuah organisasi, yang berkerja sama untuk menghasilkan hasil bisnis bagi pelanggan atau untuk sebuah organisasi. Proses bisnis dapat berbeda di dalam sebuah organisasi  contohnya produk manufaktur atau melibatkan beberapa organisasi misalnya proses bisnis pada hipotek, yang melibatkan organisasi-organisasi penjualan perusahaan  hipotek dan escrow (pembayaran asuransi dan pajak) untuk melayani hipotek dilakukan oleh beberpa perusahaan lainnya. Bisnis dan transaksinya dilakukan melalui aplikasi pengantara,  contohnya proses bisnis yang manajerial (Pengolahan SDM dan Proses Rekruitmen), proses bisnis yang operasional (layanan panggilan hadir di call center, informasi disimpan oleh kasir bank tentang pembukaan rekening, dll), proses bisnis yang beorientasi kegiatan, seperti transformasi yang terjadi di gudang data.
Karakteristik proses yang didefinisikan dan dikelola dengan baik : (Zuhdia, 2010)
a.                Memberikan kejelasan bagi pemiliknya secara baik kinerja proses.
b.               Batas-batas dan pengantara telah dikenal.
c.                Jumlah siklus dikenali dengan baik (konsisten, berulang dan dapatb diramalkan).
d.               Memiliki kendali terhadap pengukuran dan umpan balik.
e.                Pengukuran dan sasaran terkait dengan pelanggan.
f.                Prosedur perubahan yang telah diformalkan.

Menurut (Zuhdia, 2010), Proses  bisnis yang berkualitas yaitu dapat menghilangkan kesalahan,  meminimalkan penundaan, memaksimalkan penggunaan asset disesuaikan dengan kapasitas permintaan, memudahkan pemahaman, mudah digunakan dan pelanggan fokus dan adaptif terhadap perubahan kebutuhan serta memberikan keunggulan kompetitif pada organisasi. Sedangkan tujuan adanya perbaikan proses yaitu membuat proses-proses yang ada efektif, memiliki kualitas output yang sesuai pada waktu yang tepat, dan pada harga yang tepat, membuat proses efisien dengan meminimalkan sumber daya yang dibutuhkan dan menghilangkan pemborosan (aktivitas tak bernilai) untuk fokus pada nilai. Membuat proses dapat beradaptasi baik beradaptasi terhadap perubahan pelanggan dan kebutuhan bisnis. Proses bisnis yang baik akan memudahkan pengguna untuk membuat keputusan bisnis yang lebih baik dan lebih cepat melaksanakanya, membantu peningkatan dan pengendalian operasi, dan peningkatan aliran produksi.






Tabel 2.1
Contoh Proses Bisnis Fungsional

Wilayah Fungsional
Proses Bisnis
Pabrik dan Produksi
Memasang produk

Memeriksa kualitas

Membuat tagihan material
Penjualan dan Pemasaran
Mengidentifikai pelanggan

Membuat pelanggan memperhatikan produk
Keuangan dan Akuntasi
Menerima piutang

Membuat perkiraan keuangan

Mengelola buku kas
Sumber Daya Manusia
Mengontrak karyawan
    Sumber : Laudon & Laudon, Sistem informasi Manajemen Memahami
    Perusahaan Digital : Penerbit Andi Offest (2005:69)

Dari tabel tersebut dapat diketahui pembagian tugas dalam suatu perusahaan dan proses bisnis fungsional dalam suatu wilayah fungsional. Dalam proses bisnis masing-masing wilayah fungsional terdapat lintas data antar perusahaan,baik data barang maupun pelanggan. Beberapa proses bisnis mendukung wilayah fungsional utama dari perusahaan, sedangkan beberapa lainnya lintas-fungsional. Banyak proses bisnis berciri lintas-fungsional, melebihi batasan-batasan antara penjualan, pemasaran, pabrikasi, dan riset serta pengembangan. Proses lintas fungsional memotong struktur organisasi yang tradisional, menggolongkan karyawan berdasarkan fungsi keahlian khusus untuk melengkapi pekerjaan. Proses lintas-fungsional juga saling berbagi data dalam mendukung kegiatan operasional dalam masing-masing wilayah fungsional.


2.2.2   Pengintegrasian Fungsi dan Proses Bisnis
Perusahaan dapat menjadi lebih produktif dan fleksibel dengan  mengkoordinasikan  proses bisnis mereka dengan mengintegrasi beberapa proses sehingga perusahaan lebih fokus pada managemen sumber daya dan pelayanan pelanggan  yang efisien.
Sistem terintegrasi memungkinkan semua pengguna dapat mengakses dan mengubah informasi yang sama pada saat bersamaan. Sistem ini dapat mempercepat hubungan kerjasama dan mengurangi resiko kesalahan serta informasi yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan kepada pelanggan.
Menurut Loudon & Loudon (2005), sitem informasi dapat membantu perusahaan memperluas jangkauan mereka sampai ke lokasi-lokasi yang jauh, memperoleh bentuk-bentuk dan aliran kerja baru, dan kemungkinan juga bias mengubah cara berbisnis. Sistem informasi menjadi bagian yang penting dalam membantu organisasi menghadapi perubahan-perubahan dalam ekonomi global dan perusaan bisnis. Sistem informasi memberi perusaan alat bantu komunikasi dan analisis untuk menjalankan perdagangan dan mengolah bisnis dalam skala global.
Teknologi internet member dasar untuk beragam model dan  proses bisnis baru, serta bermacam jalan baru dalam hal pendistribusian ilmu pengetahuan. Banyak perusahaan yang mengandalkan internet dan teknologi jaringan untuk menjalankan pekerjaan-pekerjaan mereka secara elektronik, secara lancer menghubungkan banyak pabrik, kantor, dan bagian penjualan. Manajer dapat memanfaatkan sitem informasi untuk melihat pembukuan perusahaan pada setiap waktu sehingga bisa menyusun laporan keuangan dan susunan biaya kepegawaian. Para eksekutif mampu secara konstan menganalisis performa mereka pada semua level organisasi mereka. Integrasi secara digital, baik di dalam atau di luar perusahaan mengubah bagaimana perusahaan mengorganisasi dan mengatur suatu perusaan bisnis. Pada akhirnya, perusahaan akan terdorong ke arah perusahaan ynag benar-benar digital.
Pada perusahaan digital semua proses bisnis dimungkinkan secara digital. Perusahaan digital menggunakan teknologi internet dan jaringan agar data mengalir tanpa hambatan di berbagai bagian pada organisasi, merampingkan organisasi dan mengubah proses manajemen,  memisahkan kerja dari lokasi, mengatur ulang alur kerja, memperamping alur kerja, meningkatkan fleksibilitas organisasi, dan menata ulang batasan-batasan organisasional. Dalam perusahaan yang terkelola secara digital, informasi mendukung keputusan bisnis siap tersedia kapanpun dan dimanapun dalam organisasi bersangkutan. Dewanto & Falahah (2007:3), kunci utama pada ERP, yaitu adanya aspek perencanaan yang terintegrasi disuatu organisasi atau perusahaan yang bersifat lintas fungsional terdiri atas berbagai fitur dengan tujuan agar dapat merencanakan dan mengelola daya organisasi dengan lebih efektif dan efisien dan dapat merespon kebutuhanpelanggan dengn baik.
Integrasi dalam  konsep Enterprise resource planning (ERP) berhubungan dengan interprestasi sebagai berikut : (Dewanto & Falahah, 2007:4)
a.                Menghubungkan antara berbagai aliran proses bisnis
b.               Metode dan teknik berkomunikasi.
c.                Keselarasan dan sinkronisasioperasi bisnis.
d.               Koordinasi operasi bisnis.
Beberapa manfaat penting dari system terintegrasi sebagai berikut : (Dewanto & Falahah, 2007:26)
a.                Manfaat terhitung (tangible), pengukuran inventory dan sumber daya manusia, peningkatan produktifitas, pengolahan order, dan siklus pengolahan keuangan, pengurangan biaya teknologi informasi dan biaya pengadaan, peningkatan manajemen keuangan, pendapatan (keuntungan), pengurangan biaya trasportasi dan logistik, pengurangan biaya pemeliharaan, dan peningkatan kualitas pengiriman produk yang tepat waktu.
b.               Manfaat tidak terhitung (intangible), vasilitas dan transparasi informasi, peningkatan proses atau terciptanya proses baru, pandangan positif konsumen atas perusahaan, fleksibilitas, globalisasi, dan peningkatan kinerja bisnis.

Sistem teintegrasi memungkinkan semua pengguna dapat mengakses dan mengubah informasi yang sama pada saat yang bersamaan. Sistem ini dapat mempercepat hubungan kerja sama dan mengurangi resiko kesalahan serta informasi yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan kepada pelanggan.

2.2.3  Enterprise Resource Planning (ERP)
            Menurut Monk & Wagner (2009), sistem ERP dapat membantu mengintegrasikan operasi perusahaan melalui company-wide computing environment yang sudah termasuk database yang di share kepada semua area fungsional. Sistem dapat memberikan data konsisten kepada semua fungsi bisnis dalam hitungan real-time sehingga informasi akan data dan proses selalu terkini.
            Integrasi dalam konsep sistem ERP berhubungan dengan interprestasi sebagai berikut (Wijaya dan Darudianto, 2009):
a.                   Menghubungkan antara berbagai aliran proses bisnis
b.                  Metode dan teknik berkomunikasi
c.                   Keselarasan dan singkronisasi operasi bisnis
d.                  Koordinasi operasi bisnis
            Menurut Laudon & Laudon (2005), ERP dikenal sebagai sistem interprise. Sistem enterprise menciptakan platform luas terintegrasi untuk mengkoordinasi proses inti internal dari perusahaan. Sistem enterprise mampu menunjukkan masalah-masalah dalam hal ketidakefisienan organisasi yang tercipta dari wilayah informasi, proses bisnis dan teknologi yang terisolasi.
            Menurut Wawan (2007), manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan sistem ERP ini adalah ERP menawarkan sistem terintegrasi didalam perusahaan, sehingga proses dan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien. ERP memungkinkan melakukan integrasi secara global. Halangan yang tadinya berupa valuta mata uang, perbedaan bahasa, dan perbedaan buday, dapat dijembatani secara otomatis, sehingga data dapat diintegrasikan. ERP memadukan data dan orang, juga menghilangkan kebutuhan pemuthakhiran dan koreksi data pada banyak sistem computer yang terpisah. Penghematan biaya operasi karena ERP mengurangi bahkan mungkin menghilangkan usahapercuma, dan duplikasi data.
            Organisasi besar umumnya mempunyai banyak macam sistem informasi yang berbeda yang mendukung fungsi, tingkat organisasi, dan proses bisnis yang berbeda. Sistem-sistem ini dibangun untuk menjalankan beragam fungsi; unit bisnis dan proses bisnis tidak dapat saling terhubung satu sama lain.
            Melalui sistem informasi yang terintegrasi, sistem ERP dapat mendukung sinergi dari semua fungsi yang ada dalam perusahaan. Sistem ERP dapat melibatkan seluruh fungsi manajemen baik akuntasi, keuangan, produksi, penjualan, pembelian, gudang dan sumber daya manusia. ERP dibutuhkan untuk meningkakan kecepatan computing dan mengintegrasikan proses bisnis dalam perusahaan menggunakan database yang umum digunakan oleh semua karyawan. Ketidakintegrasian sistem adalah inti dari ketidakefisienandan tambahan biayauntuk proses bisnis karena informasi tidak tersedia secara real-time. ERP menyatukan fungsi-fungsi bisnis sebagai suatu kesatuan yang utuh.
            ERP memiliki banyak keunggulan bagi perusahaan, khususnya dalam meningkatkan pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Keberadaan sebuah ERP juga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Keberhasilan proyek ERP tidak dapat dinilai berdasarkan bukti ilmiah, namun dengan mengukur tingkat efektifitas penerapan ERP dengan menetapkan ROI (Return on Investment), meletakkan dasar untuk model perbaikan secara terus menerus. Keberhasilan penerapan ERP yang mendukung penyempurnaan proses bisnis, dapat diukur dari tingkat ketergantungan pengguna pada pemeriksaan terus menerus dan meningkatkan proses bisnis.
            Sistem enterprise mengumpulkan data dari berbagai proses kunci bisnis dan menyimpan data pada tempat penyimpanan tunggal sehingga data tersebut dapat digunakan oleh bagian-bagian bisnis yang lain. Manajer mendapatkan informasi lebih akurat dan tepat nuntuk mengkoordinasi operasi bisnis sehari-hari dan mendapatkan suatu gambaran tentang proses bisnis dan arus informasi secara keseluruhan. ERP dapat dijalankan dengan baik, jika didukung oleh seperangkat aplikasi dan infrastruktur computer baik software dan hardware sehingga pengelolaan data dan informasi dapat dilakukan dengan mudah dan terintegrasi. Peran perangkat teknologi dalam konsep ERP selain sebagai fasilitator juga karena perangkat teknologi tersebut dapat memberikan nilai tambah berupa perampingan proses, penyederhanaan proses, integrasi dan otomatisasi proses.
            Menurut Monk & Wager (2009), sistem ERP terdiri dari aplikasi-aplikasi bisnis yang mendukung proses bisnis. Sistem ERP mendukung ratusan proses bisnis dan telah mengembangkan model grafikal untuk proses bisnis ini menggunakan even process chain (EPC). Diagram EPC adalah diagram yang menggunakan dua simbol untuk mempresentasikan proses bisnis. Keuntungan dari penggunaan diagram EPC adalah cocok dengan logika dan struktur dari sistem ERP. Dua struktur yang digunakan diagram EPC adalah peristiwa dan fungsi. Peristiwa melambangkan status dari sebuah proses dan fungsi melambangkan bagian dari proses yang mengalami perubahan.
            Menurut Monk & Wagner (2009), bagan alir atau flowchart adalah proses pemodelan sederhana. Bagan alir adalah perwujudan grafik dari barang nyata atau abstrak mulai dari proses awal sampai akhir. Bagan alir dapat memetakan algoritma dan manufacturing procedure. Bagan alir telah diterapkan pada proses bisnis sejak 1960 untuk membantu pebisnis memvisualisasi alur kerja dan tanggung jawab fungsional dalam organisasi. Bagan alir digunakan oleh programmer komputer untuk memetakan logika dari program mereka sebelum menulis kode dan mengetes program.
            Setelah organisasi memetakan proses, bagan alir akan menampakkan gap analysis, yang merupakan kesenjangan antara situasi organisasi sekarang dan tujuan jangka panjangnya. Gap analysis dapat digunakan untuk merencanakan tindakan yang dapat diambil oleh perusahaan. Pemetaan proses dikhususkan pada proses bisnis berjalan. Berbagai simbol dapat digunakan, tetapi hanya 5 (lima) elemen grafik yang diperlukan untuk menggambarkan sebuah proses.
            Penggunakaan EPC dapat digunakan untuk bermacam kombinasi. Single even tidak dapat terhubung ke multiple fungction dengan konektor OR atau XOR, karena even melambangkan status. Konektor OR atau XOR membutuhkan keputusan sehingga harus diikuti oleh fungsi, sehingga keputusan dapat dibuat.



Gambar 2.1 Posible connectorand triggering combination


2.2.4  Teknologi Informasi
Teknologi merupakan alat yang digunakan oleh seseorang untuk menyelesaikan pekerjaannya. Teknologi informasi (TI) didefinisikan sebagai suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan, dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi informasi mengunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekominikasi digunakan agar datadapat disebar dan diakses secara global. Sistem jaringan inilah yang disebut sebagai internet. Internet merupakan jaringan komputer terbesar didunia, yang dapat diakses secara global oleh siapa saja. Selain internet, ada juga jaringan secara privat menghubungkan komputer-komputer dalam satu perusahaan ataupun antar perusahaan.

2.2.5  Sistem informasi
Menurut  McLeod (1996:13), “sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan”. Untuk memahami pengertian informasi, perlu diketahui bahwa sumber dari informasi adalah data. Data terdiri dari fakta-fakta dan gambar-gambar secara relative tidak berarti bagi pemakai informasi karena data masih berupa bahan baku informasi, yang berbentuk karakter, yang dapat berupa alphabet, angka maupun simbol khusus.
Setelah data disusun untuk diolah dalam bentuk struktur data, struktur file dan database kemudian dikumpulkan maka diperoleh informasi. Informasi merupakan hasil dari pengolahan data yang dapat berfungsi untuk analisis dalam pengambilan keputusan atau untuk suatu tujuan.
Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian didalam pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnyalebih besar dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut serta memiliki kualitas. Kualitas dari informasi tergantung tiga hal (Jogiyanto, 2001:10):
a.                   Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bebas atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas maksudnya.
b.                  Tepat pada waktunya, berarti informasi yang dating pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah using tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal bagi organisasi.
c.                   Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat bagi pemakainya.
Dari pengertian sistem dan informasi, dapat diketahui bahwa informasi merupakan komoditas virtual bagi semua organisasi baik instansi pemerintahan maupun swasta dan merupakan hal yang penting dalam pengambilan keputusan dan untuk mendapatkan informasi yang berkualitas. Menurut Wilkinson (1993:4), “Sistem informasi adalah suatu kerangka kerja dengan mana sumber daya (manusia, komputer) dikoordinasikasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran (informasi) guna mencapai sasaran perusahaan”.
2.2.6   Peranan Sistem dan Teknologi Informasi
Laudon dan Laudon (2005:101), “Sistem informasi dan organisasi saling mempengaruhi”. Sistem informasi harus disesuaikan dengan organisasi agar member informasi yang dibutuhkan pada suatu bagian tertentu yang penting pada organisasi. Pada saat yang sama, organisasi harus waspada dan terbuka terhadap pengaruh sistem informasi supaya mendapat keuntungan dari teknologi baru.
Dhewanto & Falahah (2007:3), Peranan perangkat teknologi dalam konsep Enterprise Resource Planning (ERP) selain sebagai fasilitator juga karena perangkat teknologi tersebut dapat memberikan nilai tambah berupa perampingan proses, penyederhanaan proses, integrasi, dan otomatisasi proses.
Ada beberapa peran penting yang dapat dilakukan oleh sistem informasi untuk sebuah perusahaan bisnis yaitu : (O’Brien, 2005:10)
a.                Mendukung proses dan operasi bisnis.
Sistem informasi berbasis computer banyak membantu member dukungan dalam jalannya operasi dan proses bisnis pada sebuah perusahaan.
b.               Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya.
Sistem  informasi dapat membantu para manajer perusahaan dan para  praktisi bisnis lainnya untuk membut keputusan yang lebih baik untuk kemajuan perusahaannya.
c.                Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif.
Mendapat kelebihan strategis atas para pesaing membutuhkan penggunaan yang inovatif atas teknologi informasi.
            O’Brien (2005:631) menyatakan “Mengelola sistem dan teknologi informasi yang mendukung proses bisnis modern perusahaan saat ini adalah tantangan terbesar untuk para manajer TI, serta para praktisi bisnis”. Boar (2001:10), menyatakan  bahwa “Teknologi informasi telah menjadi kendaraan utama di mana model bisnis dapat mengekspresikan dirinya”. Boar (2001:1), “Teknologi merupakan asset atau kemampuan berdasarkan pada perusahaan mana yang mengkontruksi sistem informasi bisnisnya”. Boar (2001:10), “ Dalam melenium baru, teknologi informasi telah menjadi strategis karena teknologi informasi telah menjadi sarana untuk unggul yaitu mengubah model bisnis yang berarti menggunakan teknologi informasi secara eksploitatif”.
            Laudon dan Laudon (2005:101), “interaksi teknologi informasi dalam organisasi sangat kompleks dan di pengaruhi oleh banyak factor mediasi yang besar yaitu struktur organisasi, prosedur operasi standar, politik kultur, lingkungan sekitar dan keputusan manajemen”. Para manajer harus waspada karena sistem informasi mampu mengubah kehidupan organisasi. Para manajer perlu memutuskan sistem apa yang akan dibangun, apa yang dikerjakannya, bagaimana diimplementasikan, dan seterusnya.
            Keuntungan dari penerapan teknologi  IT di perusahaan adalah : (Jane, 2009)
a.                Yang tadinya manual jadi otomatis.
           Hal  ini mengurangi biaya untuk tenaga kerjanya, biaya untuk kertas, alat tulis, dll.
b.               Waktu mengerjakannya yang lebih cepat dengan adanya IT.
           Sebab dengan IT ini akan memperpendek rantai birokrasi, yang tadinya selesai dalam 1 minggu dengan IT hanya butuh waktu 1 hari. Apabila waktu tadi kita konversikan ke biaya maka akan mendapatkan penghematan sekian rupiah.
c.                Pengambilan keputusan yang lebih cepat.
           Dengan IT maka data yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat. Hal ini tentu saja akan menjadikan perusahaan menjadi lebih kompetitif.
d.               Dengan penerapan teknologi IT kita akan dapat menghemat biaya promosi dan memasaran, karena promosi lewat website akan sangat murah  dan konsumen dapat melihat profil perusahaan dari mana saja diseluruh dunia.
e.                Dengan IT maka sistem akan dapat terintegrasi disemua kantor atau perusahaan sehingga hal ini akan dapat meningkatkan kecepatan dalam merespon sesuatu dan pihak manajemen akan dengan cepat mengetahui kondisi perusahannya tanpa harus berkunjung ke kantor cabang yang jauh dan memakai biaya transportasi.
Teknologi informasi mempunyai beberapa peranan dalam organisasi : (Earl, 1989:2-20)
a.                Teknologi informasi sebagai high expenditure activity.
Teknologi sebagai asset dari perusahaan dikatakan high expenditure  karena membutuhkan biaya yang cukup besar dalam pelaksanaanya. Pihak perusahaan diharapkan mempersiapkan anggaran untuk pengembangan teknologi informasi perusahaanya. 
b.               Teknologi informasi sebagai hal penting bagi organisasi.
Dengan adanya kemajuan dibidang teknologi informasi, pihak manajemen   harus mengetahui mengapa dan bagaimana peran dari teknologi informasi bagi sistem perusahaannya.
c.                Teknologi informasi sebagai senjata utama bagi perusahaan.
Terdapat 4 alasan mengapa teknologi informasi dikatakan sebagai senjata utama perusahaan, yaitu : untuk memenangkan suatu persaingan yang kompetitif, untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas, memudahkan jalan baru bagi manajemen organisasi, untuk mengembangkan bisnis baru.
d.               Teknologi informasi dibutuhkan oleh konteks ekonomi.
Sebagai anjuran bagi manajemen,  bahwa dewasa ini konteks dasar bentuk suatu industri membutuhkan teknologi yang menyebabkan perubahan pada berbagai sector dan meresponi suatu keadaan sebagai dampak yang mungkin saja dapat terjadi.
e.                Teknologi informasi member dampak pada semua fungsi level manajemen.
Adanya penggunaan komputer yang menyeluruh disegala fungsi perusahaan akan memudahkan tugas yang akan dilaksanakan.
f.                Teknologi informasi merupakan suatu inovasi dalam manajemen sistem informasi. Kebutuhan akan manajemen sistem informasi terus berkembang, seiring dengan adanya perkembangan perusahaan yang sudah semangkin kompleks. Oleh karena itu manajemen puncak perlu membuat misi dari sistem informasi manajemen untuk dimasa yang akan datang.
g.               Teknologi informasi melibatkan banyak stackholder.
Suatu bentuk stackholder bisa jadi tidak memiliki kesamaan kebutuhan dalam suatu teknologi informasi, yang menghubungkan antara suatu bentuk usaha dengan pelanggan atau supplier melalui satu jaringan.
h.               Teknologi informasi sebagai suatu bentuk teknologi yang melakukan banyak hal.Keputusan akan suatu bentuk teknologi sering menjadi bagian dari kebijan framework. Teknologi informasi akan menjadi bagian utama dari konsep berjalannya sistem informasi pada perusahaan.
i.                 Teknologi informasi membuat manajemen banyak melakukan perubahan.
Pihak manajemen harus dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dari perubahan teknologi informasi. Dengan adanya suatu teknologi pendukung, organisasi dapat berkembang sesuai konsep yang dikembangkan oleh organisasi.
           Peran sistem informasi secara umum dalam perusahaan yaitu (Jane, 2009) :
a.               Minimize risk
           Setiap bisnis memiliki resiko, terutama berkaitan dengan faktor-faktor keuangan. Pada umumnya risiko berasal dari ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada diluar kontrol perusahaan. Saat ini berbagai jenis aplikasi telah tersedia untuk mengurangi resiko-resiko yang kerap dihadapi oleh bisnis seperti forecasting, financial advisory, planning expert dan lain-lain. Kehadiran teknologi informasi selain harus mampu membantu perusahaan mengurangi risiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi sarana untuk membantu manajemen dalam mengelola risiko yang dihadapi.
b.               Reduce costs
Peranan teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan biaya-biaya operasional perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap profittabilitas perusahaan. Sehubungan dengan hal  tersebut biasanya ada empat cara yang ditawarkan teknologi informasi untuk mengurangi biaya-biaya kegiatan operasional yaitu : eleminasi proses, Implementasi berbagai komponen teknologi informasi akan mampu menghilangkan atau mengeleminasi proses-proses yang dirasa tidak perlu. Contoh call center untuk menggantikan fungsi layanan pelanggan dalam menghadapi keluhan pelanggan. Simplifikasi proses, Berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit (birokrasi) biasanya dapat disederhanakan dengan mengimplementasikan berbagai komponen teknologi informasi. Contoh order dapat dilakukan melalui situs perusahaan tanpa perlu datang ke bagian pelayanan order. Integrasi proses, Teknologi informasi juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa proses menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan praktis (secara langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan juga). Otomatisasi proses, Mengubah proses manual menjadi otomatis merupakan tawaran klasik dari teknologi informasi.
c.                Add value
Peranan selanjutnya dari teknologi informasi adalah untuk menciptakan value bagi pelanggan perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan value tidak sekedar untuk memuaskan pelanggan, tetapi lebih jauh lagi untuk menciptakan loyalitas sehingga pelanggan tersebut bersedia selalu menjadi konsumennya untuk jangka panjang.
d.               Create new realities
Perkembangan teknologi informasi terakhir yang ditandai dengan pesatnya teknologi internet telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan, yaitu di dunia maya. Berbagai konsep e-business semacam e-commerce, e-procurement, e-costomer, e-loyalty, dan lain-lainnya pada dasarnya  merupakan cara pandang baru dalam menanggapi mekanisme bisnis di era globalisasi informasi.


2.2.7   Analisis Faktor Kritis Keberhasilan (CSF)
Critical Success Factor (CSF) indikator atau factor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan suatu perusahaan. Analisa CSF merupakan suatu  ketentuan dari organisasi dan lingkungannya yang berpengaruh pada keberhasilan atau kegagalan. CSF dapat ditentukan jika objektif organisasi telah diidentifikasi. Tujuan dari CSF adalah menginterprestasikan objektif secara lebih jelas untuk menentukan aktivitas yang harus dilakukan dan informasi apa yang dibutuhkan dan untuk membuat keputusan dalam menentukan variable-variabel mana yang kurang penting dalam menunjang keunggulan kompetitif.
CSF sangat penting dalam sustu perusahaan untuk mempengaruhi factor-faktor kunci yang menentukan keberhasilan bersaing dalam lingkungan industry yang sangat komplek. Tujuan CSF adalah membuat keputusan dalam menentukan variable-variabel mana yang penting dan variable-variabel mana yang kurang penting dalam menunjang keunggulan kompetitif. Pengindentifikasian atau penentuan CSF secara hati-hati dan cepat maka perusahaan dapat mengetahui kekuatan utama yang dimilikinya dan juga dapat melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kinerjanya yang kurang memuaskan berdasarkan hasil analisis terhadap CSF sehingga dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan dapat memuaskan pelanggan. Peran CSF dalam perencanaan strategis adalah sebagai penghubung antara strategi bisnis organisasi dengan strategi sistem informasinya, memfokuskan proses perencanaan stategis sistem informasi pada area yang strategis, memprioritaskan usulan aplikasi SI dan mengevaluasi strategi sistem informasi.
Di dalam bisnis, CSF berhubungan dengan aspek-aspek bisnis yang menjamin kompetitif performance. Karakteristik Faktor Kritis Keberhasilan (Martin, 1990:90) antara lain:
a.                Spesifikasi berdasarkan situasi dan waktu.
b.               Umumnya internal hanya kadang-kdang saja eksternal.
c.                Tidak adanya ukuran baku yang dapat diterapkan, karena berbeda antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya.

2.2.8   Value Chain Analysis
Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2002), Analisa value chain memungkinkan perusahaan untuk mengerti bagian-bagian kegiatan perusahaan yang mana sajakah yang dapat dan tidak dapat menciptakan nilai.
Analisa value chain dilakukan untuk memetakan seluruh proses kerja yang terjadi dalam organisasi menjadi dua kategori aktivitas, yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Aktivitas utama mengalir secara linier dari satu aktivitas keaktivitas lainnya dan harus berhubungan, sehingga suatu proses bisnis dapat berjalan. Aktivitas ini dapat dilihat sebagai bagian dari aliran informasi dalam organisasi yang berkaitan dengan input, proses dan output.
Aktivitas pendukung yang bersifat organisasi, dan digunakan  untuk mengawasi aktivitas utama. Analisis yang dilakukan adalah bentuk-bentuk kontribusi informasi yang diperlukan dari aktivitas utama, dan bagaimana aktivitas utama membutuhkan informasi dari aktivitas pendukung dalam kaitan dengan pengelolaan aktivitas yang benar. Peluang untuk meningkatkan nilai dari teknologi informasi yang ada dalam aktivitas utama dan pendukung, dapat dipandang sebagai kelemahan dari teknologi informasi yang dipakai. Pada praktiknya, kerugian yang terjadi selalu dihubungkan dengan aktivitas utama, sehingga diperlukan analisis yang lebih dalam tentang internal primary value chain dengan satu evaluasi kekuatan dan kelemahan dari aplikasi yang sedang berjalan.
Value analysis adalah teknik yang  mengevaluasi nilai tambah dari setiap aktivitas dari sebuah proses. Aktivitas yang dapat ditambah adalah real value, business value dan non value. Real value adalah nilai dari aktivitas yang akan dibayar pelanggan. Perusahaan akan menjual produksi yang dihasilkan seperti produk atau jasa. Business value adalah nilai dari aktivitas yang membantu perusahaan dalam menjalankan bisnis. Bagian penjualan dan pemasaran yang akan membantu perusahaan dalam menjual dan memasarkan produk / jasa yang dihasilkan. No value adalah aktivitas yang harusnya dihilangkan. Aktivitas mencocokkan data atau informasi antar bagian dari unit bisnis yang harusnya dihilangkan berkat data yang terintegrasi.
Menurut Indrajit & Djokopranoto (2012), terdapat lima tahapan utama yang bisa dilalui agar proses penambahan nilai dari sebuah informasi dapat terjadi. Kelima tahapan itu adalah gathering, organizing, selecting, synthesizing, distributing.
Konsep value matrix adalah konsep strategi yang menggabungkan atau mengintegrasikan “physical value chain” dan “virtual value chain” untuk menciptakan suatu keunggulan kompetitif. Dalam konsep ini, sebuah matrix dua dimensi dengan sumbu koordinat masing-masing mempresentasikan physical value chain dan virtual value chain, maka akan diperolah suatu peta lengkap peluang bisnis (new market) yang dapat menjadi kerangka pijakan bagi para praktisi bisnis didunia maya.



Pada Gathering adalah aktivitas pengumpulan informasi atau data mentah terkait dari lapangan yang relevan dengan bisnis perusahaan yang bersangkutan. Informasi atau data berhubungan dengan pelanggan, daftar harga berbagai jenis barang dan rekaman transaksi dimasa lalu. Informasi yang sangat banyak  dan beragam ini biasanya disimpan dalam sebuah database khusus (data warehouse). Informasi ini nantinya bias digunakan untuk proses lain.
            Pada Organizing adalah aktivitas mengatur informasi yang ada sedemikian rupa sehingga mempermudah proses pengelolaanya berdasarkan karakteristik tertentu. Pengorganisasian informasi akan mempermudah pencarian informasi ketika dibutuhkan.
            Pada Selecting adalah aktivitas dimana informasi yang telah ada diorganisasikan secara mudah dipilih berdasarkan filter atau criteria tertentu.
            Proses Synthesizing adalah aktivitas penggabungan beragam informasi yang dipilih menjadi satu buah paket utuh sehingga seseorang dapat dengan mudah menggabungkan informasi yang berkaitan seperti teks, suara, video dan audio ke dalam sebuah paket compact disk.
            Proses Distribusing adalah aktivitas mengirimkan informasin yang telah diolah kepihak-pihak yang membutuhkannya. Proses yang sering diterapkan adalah fasilitas file attachment dan file download. File attachment digunakan oleh perusahaan untuk mendistribusikan informasi mengenai produk-produk kepada pelanggan. File download digunakan oleh pelanggan dari situs penyedia jasa informasi.

2.2.9   Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Theats)
Salah satu alat untuk menganalisa perencanaan sterategi sistem informasi adalah menggunakan SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Theats). Banyak perusahaan mengguakan analisa SWOT sebagai petunjuk dasar untuk perencanaan sterategi. Jika pihak manajemen atau konsultan manajemen sudah mahir dalam membangun sasaran perusahaan adalah memperoleh informasi yang relevan untuk dianalisis, maka hasilnya akan sangat berguna bagi perusahaan. Analisa SWOT menilai perusahaan dalam posisi internal dengan identifikasi kekuatan dan kekurangan perusahaan. Selain itu, perusahaan juga harus menentukan posisi eksternal dengan mengidentifikasikan peluang dan ancaman. Kekuatan merupakan keterampilan dimana perusahaan melebihi asset utama perusahaan. Sementara kelemahan adalah perusahaan yang tidak melakukan peforma atau kinerjanya dengan baik. Untuk peluang adalah situasi saat in I atau masa depan dilingkungan yang mungkin memberikan kondisi yang menguntungkan bagi perusahaan
Menurut Robson (1997), analisis SWOT adalah sebuah model untuk menilai  Strengths (kekuatan),  Weaknesses (kelemahan) yang dimiliki organisasi, serta  Opportunities (kesempatan) dan Theats (ancaman) yang dihadapi organisasi. Melalui analisis SWOT ini dapat memberikan sejumlah informasi yang dapat dilakukan agar dapat mencapai tingkat efisiensi dan efektifitas proses bisnis. Berikut ini merupakan matriks SWOT. Analisis SWOT akan dipetakan dari hasil analisis lingkungan. Kekuatan diidentifikasikan dengan tujuan untuk mengetahui apa saja kekuatan organisasi untuk dapat meneruskan dan mempertahankan bisnis.
Mengetahui kekuatan yang dimiliki organisasi akan dapat mempertahankan dan bahkan menngkatkan kekuatan sebagai modal untuk dapat bersaing. Mengidentifikasi kelemahan bertujuan untuk dapat mengetahui apa kelemahan-kelemahan yang masih ada, dan dengan mengetahui apa kelemahan-kelemahan yang masih ada, dan dengan mengetahui kelemahan tersebut, maka perusahaan dapat berusaha untuk memperbaiki agar menjadi lebih baik. Kelemahan yang tidak atau terlambat teridentifikasi akan merugikan bagi perusahaan. Oleh karena dengan semakin cepat mengetahui kelmahan, maka perusahaan juga dapat segera mungkin mencari solusi untuk dapat menutupi kelemahan tersebut.
Selanjutnya dengan mengetahui peluang, baik peluang saat ini maupun peluang dimasa yang akan datang, maka perusahaan dapat mempersiapkan diri untuk dapat mencapai peluang tersebut. Berbagai sterategi dapat disiapkan lebih dini dan terencana dengan lebih baik sehingga peluang yang telah diidentifikasi dapat direalisasikan. Berbagai jalan untuk dapat mewujutkan peluang/kesempatan dan mempertahankan kelangsungan bisnis organisasi tentunya akan mengalami banyak  ancaman. Ancaman yang dapat teridentifikasi dapat dicarikan jalan keluarnya sehingga organisasi dapat meminimalkan ancaman tersebut.

 Gambar 5.3 Matrik SWOT (Roson, 1997)

Menurut Rangkuti (2003:18), analisis SWOT adalah “idendentifikasi berbagai faktor secara sistematisuntuk merumuskan sterategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang dan disisi lainya meminimalkan kelemahan dan ancaman”. Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi factor internal dan eksternal. Kedua factor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman dengan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan.
a.      Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan untuk menghadapi pesainya dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Kekuatan merupakan keunggulan perusahaan dimata pelanggan dan pemasoknya. Kekuatan dapat berupa citra perusahaan, sumber daya keuangan, kepemimpinan, sistem dan prosedur, hubungan perusahaan dengan pemasokdan pelanggan dan lain-lain.
b.      Kelemahan adalah kebebasan dan kekurangan perusahaan dalam hal sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara serius dapat menghambat kinerja perusahaan. Kelemahan perusahaan dapat bersumber  dari pelayanan yang buruk, fasilitas yang tidak memadai, kapabilitas manajemen yang buruk, sterategi pemasaran kurang tajam dan citra perusahaan yangb buruk dimata masyarakat.
c.      Peluang adalah kondisi dalam lingkungan umum yang dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan daya saing sterategisnya. Peluang harus dapat dimanfaatkan dengan baik untuk kemajuan perusahaan.
d.      Ancaman merupakan kondisi-kondisi dalam lingkungan umum yang dapat mengganggu kelancaran usaha atau kegiatan organisasi dalam mencapai daya saing sterategis.

2.3.        Kerangka Pemikiran


Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan perumusan masalah yang dibuat pada tahap sebelumnya, maka tahap kerangka pemikiran berguna untuk memperjelas tentang apa saja yang menjadi sasaran penelitian. Pada tahap ini ditentukan tujuan dari penelitian perencanaan sistem teintegrasi terhadap proses bisnis dan meningkatkan koordinasi antara unit-unit yang terdapat dalam struktur organisasi Puskesmas Sungai Duri. Kerangka penulisan yang penulis buat dimulai dari pemahaman terhadap permasalahan yang ada, memahami apa yang menjadi permasalahan dalam penelitian dan mendefenisikan metode penelitian yang digunakan untuk menganalis data. Metodologi yang dipakai dalam perencanaan sistem adalah menggunakan metode dari Ward & Peppard (2004) sedangkan pendekatan yang digunakan   adalah Top down atau top down clarification. Metode analisis data yang digunakan adalah Value matrix,Critical Succes Factor (CSF), Event Process Chain (EPC). Sehingga menghasilkan Perencanaan sistem integrasi proses bisnis dengan dukungan Sistem Informasi pada Puskesmas Sungai Duri Bengkayang 


DAFTAR PUSTAKA
A.S., Shalahuddin M.,2011. Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur dan berorientasi objek). Bandung : Modula.
Boar, Bernard. 2001. The Art of Stratgeik Planning for Information Technolog ( ). Canada: Wiley.
Dhewanto, Wawan., Falahah. 2007. ERP Menyelaraskan Teknologi Informasi dengan Strategi Bisnis. Bandung : Informatika.
Indrajit & Djokopranoto. 2002. Konsep Manajemen Supply Chain. Jakarta : Dinastindo.
Loudon, Kenneth C., Loudon, Jane P., 2008 “Sistem Informasi Manajemen: Mengelola Perusahaan Digital”, Edisi 10, Erwin Phillipus, Yogyakarta: Andi.
Loudon, Kenneth C., Loudon, Jane P., 2005 “Sistem Informasi Manajemen: Mengelola Perusahaan Digital”, Edisi 8, Erwin Phillipus, Yogyakarta: Andi.
Monk, Ellen & Bret Wagner., 2009 Enterprise Resource Planning. South-Western: Divicion of Thomson Learning.
O’Brien, James A. 2005. Pengantar Sistem Informasi Perspektif Bisnis dan Manajerial. Jakarta: Salemba Empat.
Pressman., Roger.S., 2002. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: Andi.
Wijaya, F Santo., Darudianto, Suparto., 2009. ERP & Solusi Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ward, John and Joe Peppard., 2002, Strategic Planning for Information Systems, John Willey & Sons, Ltd, England.
Zuhdia, Ahmad. 2010. Pengertian Proses Bisnis http://blog.trisakti.ac.id/ informazi/2010/03/22/pengertian-proses-bisnis/
diakses tanggal 13 Mei 2013
Jane, 2009, Peranan IT dalam Organisasi Perusahaan http://jane.blog.uns.ac.id/ 2009/11/17/peranan-it-dalam-organisasi-perusahaan/
diakses tanggal 13 Mei 2013
http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/ind/article/viewArticle/16403
diakses tanggal 10 Mei 2013
http://ebookbrowse.com/e-4-penerapan-change-management-untuk-meningkatan-proses-bisnis-dalam-meraih-keunggulan-kompetiti-pdf-d383552914
diakses tanggal 11 Mei 2013
http://repository.upnyk.ac.id/10/
diakses tanggal 11 Mei 2013

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »